masyarakat yang tinggal di daerah dataran tinggi biasanya menggunakan pakaian

Datarantersebut dibedakan dari tinggi rendahnya. Para petani yang tinggal di dataran rendah umumnya akan menanam tanaman yang tahan pada suhu tinggi. Contohnya seperti jagung, padi, pisang, singkong dan lain-lain. Petani ini biasanya tinggal di daerah dekat pantai. Anda Mungkin Juga Menyukai. Berbeda dengan petani di dataran tinggi.
Berikantanda silang (x) pada jawaban yang benar ! 14. Bentuk adaptasi masyarakat di dataran tinggi adalah a. Perkebunan kelapa b. Perkebunan karet c. Perkebunan teh d. Perkebuna tebu. Jawaban: c. 15. Pelestarian hutan dapat dilakukan dengan cara a. Defertilasi b. Renovasi c. Reboisasi d. Konservasi. Jawaban: c. 16.
Ilustrasi kegiatan masyarakat dataran tinggi, sumber foto masyarakat sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis yang ada di sekitarnya. Kondisi geografis suatu wilayah juga memengaruhi mata pencaharian masyarakat sekitar. Karena itu, setiap daerah memiliki aktivitas yang berbeda dan tentunya memiliki kegiatan ekonomi yang berbeda juga. Berikut adalah lima contoh aktivitas penduduk Indonesia di dataran masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya pasti akan melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan ekonomi. Dikutip dari buku Pasti Bisa Ilmu Pengetahuan Sosial Untuk SD/MI Kelas IV, Tim Tunas Karya Guru 2017 8 kegiatan ekonomi adalah usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup sesuai dengan tempat tinggalnya. Perbedaan bentang alam dan kekayaan alam yang ada disuatu daerah akan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi di daerah pegunungan dan dataran tinggi yang memiliki udara yang sejuk dan tanah yang subur. Kegiatan ekonominya akan cenderung mengarah pada sektor pertanian. Dimana masyarakat pegunungan atau dataran tinggi kebanyakan akan menjadi petani dengan memanfaatkan lahan-lahan yang Contoh Aktivitas Penduduk Dataran TinggiIlustrasi kegiatan masyarakat dataran tinggi, sumber foto tinggi atau pegunungan sendiri adalah suatu wilayah atau daerah yang berada 500 meter di atas permukaan air laut. Berikut adalah contoh aktivitas yang berada di lingkungan wilayah dataran fisik dataran tinggi yang berhawa sejuk dan letaknya yang relatif tinggi > 600 m di atas permukaan laut cocok untuk usaha perkebunan teh, kina, cengkih, kopi, buah-buahan, dan sayur-sayuran. Jenis tanaman ini akan tumbuh subur di daerah dataran tinggi. Hanya perlu hati-hati dalam pengolahan lahan untuk perkebunan. Kondisi fisik dataran tinggi rentan terhadap erosi perkebunan, kegiatan ekonomi yang dapat diusahakan di dataran tinggi adalah pertanian hortikultura. Sistem pertanian ini dilakukan dengan cara memperbanyak jenis tanaman yang di tanam pada lahan pertanian. Dengan cara ini hasil panen akan meningkat, kegagalan panen dapat diperkecil, dan lahan tetap hijau ditumbuhi tanaman sehingga erosi tanah dapat dicegah. Pertanian hortikultura banyak diusahakan di Pulau Jawa dan akan tumbuh baik di dataran tinggi. Di Indonesia, hutan masih banyak tumbuh di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya, dan sebagian kecil Jawa. Perekonomian penduduk Indonesia, terutama di luar Pulau Jawa, masih tergantung dari hasil hutan. Selain memanfaatkan berbagai jenis kayu, seperti jati, ulin, kruing, dan bangkirai, penduduk juga mengambil hasil hutan lainnya seperti rotan, damar, dan dataran tinggi yang berhawa sejuk dan dingin juga cocok untuk usaha peternakan. Jenis hewan yang diternakan atau dikembangbiakan adalah hewan yang mempunyai bulu tebal sehingga dapat mengatasi udara memanfaatkan kondisi alam maka daerah dataran tinggi memiliki potensi yang luar biasa untuk dijadikan sebagai tempat pembahasan mengenai contoh kegiatan di dataran tinggi. WWN
Halini karena kondisi lahan di daerah dataran rendah sangat bergantung dengan musim. Seperti juga pada penduduk di daerah dataran rendah biasanya menggunakan pakaian yang tipis, karena suhu di daerah ini panas. Rumah-rumah di dataran rendah juga dibuat banyak ventilasinya dan atap dibuat dari genting tanah untuk mengurangi suhu yang panas ini.
Dataran Rendah Dataran rendah rendah merupakan daerah datar yang memiliki ketinggian hampir sama. Kondisi wilayah yang datar memudahkan manusia untuk beraktifitas dalam menjalankan kehidupannya. Di Indonesia daerah dataran rendah merupakan daerah yang penuh dengan kedinamisan dan kegiatan penduduk yang sangat beragam. Sebagian besar penduduk lebih memilih bertempat tinggal di dataran rendah. Terlebih jika wilayah ini memiliki sum ber air yang cukup. Daerah dataran rendah cocok dijadikan wilayah pertanian, perkebunan, peternakan, kegiatan, industri, dan sentra-sentra bisnis. Lokasi yang datar, menyababkan pengembangan daerah dapat dilakukan seluas mungkin. Pembangunan jalan raya dan jalan tol serta kelengkapan sarana transportasi ini telah mendornong daerah dataran rendah menjadi pusat ekonomi aktivitas pendududuk ini menunjukkan adanya heterogenitas mata pencaharian penduduk. Petani, pedagang, buruh, dan pegawai kantor adalah beberapa contoh mata pencaharian penduduk daerah dataran rendah. Penduduk di daerah dataran rendah yang mengolah lahan pertanian memanfaatkan awal musim penghujan untuk pengolahan tanah pertanian. Hal ini karena kondisi lahan di daerah dataran rendah sangat bergantung dengan musim. Seperti juga pada penduduk di daerah dataran rendah biasanya menggunakan pakaian yang tipis, karena suhu di daerah ini panas. Rumah-rumah di dataran rendah juga dibuat banyak ventilasinya dan atap dibuat dari genting tanah untuk mengurangi suhu yang panas ini. Kemudahan transportasi dan banyaknya pusat-pusat kegiatan di daerah dataran rendah menarik penduduk untuk menetap disana. Oleh karena itu, penduduknya semakin bertambah dan kebutuhan tempat tinggal serta tempat usaha juga meningkat. Lahan-lahan seperti sawah dan hutan sebagai penyangga keseimbangan alam semakin berkurang digantikan oleh tumbuhnya bangunan bertingkat. Semakin berkurangnya lahan-lahan penyangga ini mengakibatkan daerah resapan air berkurang sehingga timbul beberapa masalah seperti banjir di musim hujan dan kekeringan yang dahsyat di musim kemarau. Selain itu menimbulkan pula masalah-masalah sosial, seperti penganggguran, polusi, dan penyakit masyarakat Indonesia, penduduk dan segala aktivitasnya hampir semuanya terpusat pada daerah-daerah dataran rendah. Kota-kota besar yang ada, hampir semuanya terletak di daerah dataran rendah sehingga jumlah penduduk pun biasanya lebih besar dibandingkan daerah lainnya. DATARAN TINGGI Wilayah Indonesia pada daerah dataran tinggi memiliki system pegunungan yang memanjang dan masih aktif. Relief dataran dengan banyaknya pegunungan dan perbukitan, menyebabkan Indonesia memiliki kesuburan tanah vulkanik, udara yang sejuk, dan alam yang indah. Dataran tinggi biasanya dijadikan sebagai daerah tangkapan air hujan catchment area. Selain dapat memenuhi kebutuhan air tanah di wilayah sekitar, daerah tangkapan air hujan dapat mencegah terjadinya banjir pada daerah bawah. Dataran tinggi yang ditumbuhi pepohonan besar dengan kondisi hutan yang masih terjagaberfungsi mencegah erosi, digunakan sebagai suaka margasatwa, cagar alam, atau bahkan tempat wisata. Namun sayangnya, penebangan liar tanpa memperhatikan upaya penanaman kembali dan usaha konservasi lahan sering menimbulkan bencana bagi penduduk di sekitarnya. Pembangunan vila dan pemukiman di daerah pegunungan juga telah mengurangi area resapan air. Dapat ditebak pada akhirnya dapat menyebabkan banjir. Seperti terjadi di Jakarta yang selalu mendapat kiriman air banjir dari Bogor. Setiap pergantian musim, kita sering dihadapkan pada bencana. Banjir pada musim penghujan dan bencana kekeringan setiap musim kemarau. Kita juga sering mengalami bencana tanah longsor, kebakaran hutan, dan bencana lain diakibatkan kerusakan kawasan hutan lindung atau hutan konservasi pada daerah hulu. Relief daratan dengan banyak pegunungan dan perbukitan, tanah yang subur, dan udara yang sejuk sangat dinikmati penduduk yang kegiatan utamanya di bidang pertanian. Sebagian besar penduduk juga masih banyak tergantung pada alam dan memanfaatkan hasil dari alam. Penduduk daerah pegunungan juga banyak yang memanfaatkan suhu udara yang dingin untuk menanam sayuran dan tanaman perkebunan. Selain itu, relief daratan yang demikian juga memiliki potensi menjadi daerah pariwisata. Beberapa kawasan yang dijadikan tempat kegiatan wisata alam dan memberikan penghasilan penduduk sekitarnya adalah kawasan Puncak di Bogor, Kaliurang di Yogyakarta, Lembang bandung, dan Batu Malang. Pada wilayah dataran tinggi, suhu udara jauh lebih dingin dibandingkan dengan dataran rendah maupun daerah pantai. Tingkat kelembapan udara dan curah hujan yang berlangsung juga cukup tinggi. Oleh karena itu, penduduk yang tinggal di daerah tersebut biasanya mempunyai pola makan dan cara berpakaian yang berbeda dengan daerah lainnya. Untuk menghangatkan tubuhnya mereka banyak mengkomsumsi makanan yang hangat dan lebih tertutup dalam cara berpakaian . Jika kamu pernah berkunjung ke daerah pegunungan yang dingin maka akan kamu jumpai bentuk rumah yang berbeda dengan daerah pantai. Suhu yang dingin dan intensitas matahari sedikit menyebabkan rumah di daerah ini berventilasi sedikit dan atapnya terbuat dari seng. Ventelasi yang sedikit mengakibatkan udara dingin tidak masuk ke dalam rumah. Atap terbuat dari seng agar panas matahari yang diterima dapat disimpan dan dapat menghangatkan bagian dalamnya. Pola pemukiman penduduk sangat dipengaruhi oleh kondisi topografi dan tingkat kesubuan tanah. Pola pemukiman penduduk di daerah dataran tinggi biasanya menyebar mengikuti lereng dan mengelompokan pada daerah yang mempunyai lahan subur dan relatif datar Untuk berkomentar cukup di klik “Thanks!Your Comment was published” maka akan muncul pop-ups kotak komentar.. To comment just on click “Thanks! Your Comment was published” will display a comment box pop-ups .. Sebagai salah satu bagian utama sebuah rumah, atap memiliki peran sangat penting. Atap mengamankan penghuninya dari cuaca seperti hujan, panas, dan sebagainya. Pada mulanya atap di rumah-rumah tradisional di Indonesia dibuat dari bahan-bahan alami termasuk rumbia, ijuk, jerami, dan sebagainya. Perkembangan zaman dan meningkatnya standar kenyamanan manusia membuka jalan bagi perkembangan jenis atap baru non organik yang lebih kokoh dan awet. Bagi Anda yang sedang merenovasi atau membangun rumah, berikut ini adalah berbagai jenis atap genteng yang bisa menjadi pilihan untuk hunian Anda. Atap Berbahan Alami Atap jenis ini didapat dari bahan-bahan alami. Di Indonesia, setidaknya ada empat bahan yang umum dipakai antara lain kayu, bambu, ijuk, dan rumbia. ©Shutterstock Salah satu contoh atap berbahan alami adalah atap kayu yang biasa disebut atap sirap. Lembaran papan kayu biasa ditata rapi di atas struktur atap dan memberi suasana sejuk bagi penghuni di bawahnya. Kayu yang umum digunakan adalah jenis ulin/kayu besi, jati, atau merbau. ©Shutterstock Selain itu, atap ijuk juga ramai dipakai khususnya di rumah-rumah yang masih dibangun secara tradisional. Atap ini dibuat dari serabut keras pelindung pelepah pohon aren. Warnanya hitam, sifatnya awet dan tahan air. Atap ijuk cocok jika Anda ingin membangun rumah tropis gaya tradisional sehingga terkesan rustic. Artikel lainnya 6 Tips Agar Rumah Siap Hadapi Musim Hujan Atap Genteng Tanah Liat ©Shutterstock Atap genteng tanah liat adalah jenis atap yang paling umum digunakan saat ini. Sebagai bahan atap lokal, genteng baru berkembang pada awal abad 20. Semula didatangkan oleh pihak Belanda sebagai atap hunian dan pabrik-pabrik gula mereka, genteng tanah liat kemudian mulai populer di kalangan masyarakat lokal. Saat ini ada berbagai jenis atap genteng dengan nama lokal yang unik, seperti genteng kodok, plentong, garuda, kojer, press, dan lain sebagainya. Genteng tanah liat dikenal dapat menahan panas dengan baik sehingga ruang di bawahnya sejuk. Genteng ini cocok diaplikasikan untuk berbagai gaya desain—dari tradisional hingga modern. Varian modern dari genteng tanah liat adalah genteng keramik. Jika permukaan genteng biasa kasar dan berpori, genteng keramik permukaannya telah diberi lapisan glasir sehingga kedap air dan terlihat mengkilap. Atap Genteng Beton ©Shutterstock Seperti namanya, genteng beton dibuat dari bahan beton, yaitu pasir dan semen. Pewarna ditambahkan agar terlihat estetis. Bahan-bahan tersebut diproses melalui mesin bertekanan tinggi dan kemudian dipanaskan hingga terbentuk genteng yang kuat dan tahan lama. Anda bisa memilih genteng beton tipe gelombang atau tipe datar flat. Jika ingin kesan natural, Anda dapat memilih genteng yang bergelombang. Kesan modern muncul saat Anda menggunakan genteng flat. Bobot genteng beton yang cukup berat 60 kg per meter persegi, dibanding genteng tanah liat yang sekitar 45 kg memerlukan konstruksi struktur atap yang kuat. Artikel lainnya Mengenal 6 Material Populer untuk Plafon ©Shutterstock Genteng metal saat ini semakin populer. Selain kemampuannya menahan pengaruh cuaca yang mumpuni, genteng metal juga ringan bobotnya dan gampang dipasang. Berbagai material logam digunakan untuk tipe genteng ini, seperti stainless steel/baja tahan karat, tembaga, genteng baja galvalum, spandek paduan seng dan aluminium, genteng metal multiroof, genteng millenium, dan sebagainya. Menurut teksturnya, ada genteng bergelombang dan ada pula yang flat. Tipe genteng milenium, misalnya, memiliki penampilan datar dengan warna futuristik yang cocok untuk rumah modern yang bergaya minimalis. Meski genteng metal lebih ekonomis dan ringan, yang perlu diperhatikan adalah kemampuan menghantarkan panas yang tinggi. Bila langit-langit rumah tidak diberi ruang kosong atau plafon, rumah yang dinaungi genteng metal cenderung terasa lebih panas. Atap Genteng Bitumen ©Shutterstock Bitumen adalah nama lain aspal. Genteng bitumen memang dibuat dari paduan aspal dengan bahan-bahan penguatnya, yaitu serat kayu. Karena komponen pembuatnya itulah, genteng bitumen menjadi liat dan kuat. Selain itu, genteng bitumen juga sangat ringan, sekitar 1/6 dari berat genteng beton untuk luasan yang sama. Alhasil, Anda bisa memasangnya pada tipe struktur penyangga atap apa saja. Materialnya yang lunak’ membuat genteng ini bagus untuk meredam suara luar. Genteng yang mulai populer di AS pada permulaan abad 20 ini juga semakin populer penggunaannya di Indonesia, terutama untuk rumah-rumah bertema minimalis. Artikel lainnya 3 Jenis Lampu yang Perlu Anda Ketahui Agar Kamar Tidur Hangat dan Menarik Selain berbagai tipe genteng tersebut, masih ada pula berbagai tipe genteng lain yang menarik, seperti genteng PVC, dan solar tile, misalnya. Solar tile adalah genteng surya, fungsinya sebagai genteng sekaligus sebagai sumber pembangkit listrik tenaga surya. Masih ingin mencari mencari tipe tipe genteng yang cocok bagi rumah Anda? Kunjungi Archify untuk melihat produk genteng-genteng pilihan yang tersedia di Indonesia.
Riatinggal di Dataran Tinggi Dieng. Ketika berbelanja, ia membeli baju dan selimut yang tebal, sedangkan Eka membeli pakaiann dan selimut yang tipis karena ia tinggal di Solo yang merupakan dataran rendah. Pemerintah Sukoharjo mendirikan rumah sakit daerah yang dapat digunakan masyarakat untuk berobat gratis. Dari contoh tersebut,
Lingkungan fisik suatu wilayah sangat memengaruhi kondisi dan karakteristik budaya yang ada di suatu kelompok masyarakat. Contohnya dapat dilihat dari cara berpakaian. Penduduk di wilayah pegunungan cenderung menggunakan pakaian yang lebih tebal dibandingkan penduduk di wilayah pantai. Hal ini disebabkan adanya perbedaan kondisi lingkungan fisik berupa iklim di kedua wilayah tersebut. Wilayah pegunungan memiliki suhu udara yang lebih rendah dan dingin karena letaknya lebih tinggi. Oleh sebab itulah, penduduk di pegunungan menggunakan baju yang tebal. Sementara itu, penduduk di wilayah pantai cenderung berpakaian lebih tipis karena suhu udara wilayahnya lebih tinggi atau panas. Jadi, jawaban yang tepat adalah C.
Masyarakatyang tinggal di daerah dataran tinggi biasa menggunakan pakaian. A. Tebal B. Tipis C. Renang D. Adat . PAS IPS SD Kelas 5
Apakah perbedaan dataran tinggi dan dataran rendah?Table of Contents Show Kehidupan Masyarakat Dataran RendahKegiatan pertanian/perkebunan dataran rendahKawasan industri baik menengah maupun besarPusat-pusat perdaganganPusat pemerintahan dan kebudayaanPusat pemukimanKehidupan Masyarakat Dataran TinggiBudi daya pertanian atau perkebunan tanaman yang cocok ditanam di dataran tinggiKegiatan wisata gunung dan agrowisataKegiatan kehutanan hutan produksiKehidupan Masyarakat Dataran TinggiKehidupan Masyarakat Dataran RendahVideo yang berhubungan Perbedaan dataran tinggi dengan rendah adalah bentang alam serta jenis sumber daya alam yang biasanya terdapat di kedua dataran tersebut. Dataran tinggi hutan cemara, air terjun, pegunungan dengan perkebunan teh, sayuran serta rendah sungai, pantai dengan hutan bakau, tambak garam, kelapa, hutan tropis dengan aneka ragam tanaman, sawah serta kebun buah-buahan. Sebutkan macam-macam tumbuhan yang terdapat di kedua dataran tersebut! Tanaman di dataran rendah antara lain ialah padi, palawija, serta di daerah pantai antara lain ialah kelapa, bakau, serta di dataran tinggi antara lain ialah teh, kopi, cengkeh, buah-buahan, serta sayuran. Apakah perbedaan kehidupan masyarakat yang tinggal di kedua dataran tersebut? Jelaskan dengan singkat! Dataran tinggi umumnya sebagian besar masyarakatnya mempunyai mata pencaharian sebagai petani pantai sebagian besar masyarakatnya mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan, petambak garam, petani bakau, maupun pengumpul ganggang maupun rendah di daerah pedesaan, biasanya sebagian besar masyarakatnya mempunyai mata pencaharian sebagai petani di sawah, jika di daerah perkotaan maka masyarakatnya mempunyai aneka ragam mata pencaharian. Apa jenis tumbuhan yang berbeda dari daerah yang berbeda tersebut akan saling melengkapi? Jelaskan secara singkat! Benar, jenis tumbuhan yang berbeda dari wilayah yang berbeda tersebut akansaling teh yang asalnya dari dataran tinggi bisa dibawa serta diperdagangkan ke daerah dataran rendah maupun daerah pantai. Dengan begitu, nelayan pun juga bisa menikmati teh. JawabanKehidupan Masyarakat Dataran RendahKegiatan pertanian/perkebunan dataran rendahKawasan industri baik menengah maupun besarPusat-pusat perdaganganPusat pemerintahan dan kebudayaanPusat pemukimanKehidupan Masyarakat Dataran TinggiBudi daya pertanian atau perkebunan tanaman yang cocok ditanam di dataran tinggiKegiatan wisata gunung dan agrowisataKegiatan kehutanan hutan produksi Jawaban klo di daratan tinggi masyarakat akan menanam buah / sayur Klo di daratan rendah masyarakat akan menghasilkan dari nelayan nelayan akan menjual nya di pelabuhan / dermaga Penjelasan maaf klo slah semoga membantu Ilustrasi Perbedaan Kehidupan Masyarakat di Dataran Tinggi dan Masyarakat di Dataran Rendah. Sumber alam di Indonesia berbeda-beda kondisinya. Seperti daerah dataran tinggi dan dataran rendah yang berbeda kondisinya. Perbedaan kondisi tersebut mempengarhui aktivitas dan kehidupan manusia yang tinggal di daerah-daerah kehidupan antara masyarakat di dataran tinggi dan dataran rendah tersebut mencakup kehidupan sosial dan ekonomi. Kehidupan ekonomi masyarakat dipengaruhi bentang alam, iklim, dan apa saja yang dapat dihasilkan atau dibuat dari daerah ini adalah pemaparan mengenai perbedaan kehidupan masyarakat di dataran tinggi dan masyarakat di dataran rendah berrdasarkan buku Ilmu Pengetahuan Sosial 3 oleh Ratna Sukmayani dkk PT Galaxy Puspa Mega, 2008, hlm 161.Kehidupan Masyarakat Dataran TinggiWilayah dataran tinggi banyak dikelilingi pegunungan. Kondisi udara di wilayah dataran tinggi lebih sejuk daripada di dataran rendah. Akses ke daerah dataran tinggi umumnya harus melewati jalanan yang berliku-liku dan berkelok-kelok. Di daerah dataran tinggi masih banyak dijumpai perkebunan. Kegiatan yang sering dijumpai pada masyarakat dataran tinggi umumnya adalah seperti berikutBudi daya pertanian atau perkebunan tanaman yang cocok ditanam di dataran tinggiKegiatan wisata gunung dan agrowisataKegiatan kehutanan hutan produksiKehidupan Masyarakat Dataran RendahDataran rendah memiliki kontur yang landai atau relatif datar. Wilayah dataran rendah memiliki tingkat kedinamisan fisik yang tinggi. Jalan-jalan penghubung mudah dibangun di sekitar dataran rendah sehingga mobilitas masyarakat dan tingkat aksesibilitasnya pun tinggi. Berbagai jenis kendaraan dapat lewat dengan mudah. Selain itu pembangunan di dataran rendah juga cukup pesat karena banyak pusat pemukiman dan kondisi tersebut, kegiatan masyarakat yang banyak dikembangkan di daerah dataran rendah antara lainKegiatan pertanian/perkebunan dataran rendahKawasan industri baik menengah maupun besarPusat pemerintahan dan kebudayaanPada Daerah Aliran Sungai DAS, selain kegiatan pertanian ditemui juga kegiatan penambangan berbagai macam bahan tambang. Di wilayah sabana dikembangkan kegiatan peternakan hewan seperti peternakan kuda, sapi dan pemaparan mengenai perbedaan kehidupan dan aktivitas masyarakat di dataran tinggi dan dataran rendah terutama dari segi ekonomi. Semoga artikel ini dapat menambah wawasan tentang kehidupan masyarakat berdasarkan kondisi alam di Indonesia.IND
Berikutjawaban yang paling benar dari pertanyaan: Pekerjaan yang sesuai untuk masyarakat yang tinggal di daerah dataran tinggi adalah? pemetik teh; nelayan; pekerja kantoran; petambak ikan; Semua jawaban benar; Jawaban: A. pemetik teh. Menurut Variansi.com, pekerjaan yang sesuai untuk masyarakat yang tinggal di daerah dataran tinggi adalah pemetik teh.
Dataran Tinggi Daerah dataran tinggi di wilayah Indonesia mempunyai sistem pegunungan yang tersusun memanjang dan juga masih aktif. Dengan banyaknya pegunungan dan juga perbukitan akan membentuk relief daratan yang menyebabkan wilayah Indonesia mempunyai tanah yang subur, udara yang sejuk, dan mempunyai alam yang sangat indah. Salah satu fungsi dataran tinggi adalah dijadikan sebagai daerah untuk tangkapan air hujan cathcment area. Selain bisa mencukupi terhadap kebutuhan air tanah di wilayah sekitarnya, daerah tangkapan air hujan juga bisa mencegah terjadinya bencana banjir pada daerah bawah. Hutan yang masih terjaga dengan pepohonannya yang besar-besar akan mencegah terjadinya erosi, bisa juga digunakan untuk suaka margasatwa, cagar alam, atau bisa jiga sebagai obyek wisata. Penebangan pohon secara liar dengan tidak memperhatikan upaya penanaman kembali pohon yang telah ditebangnya dan usaha konservasi lahan sering menyebabkan terjadinya bencana terhadap penduduk yang ada di sekitarnya. Resapan air juga bisa disebabkan karena adanya pembangunan vila dan pemukiman di daerah pegunungan. Penduduk yang ada di dataran tinggi sebagian besar masih banyak yang tergantung pada alam dan memanfaatkan hasil dari alam. Selain itu penduduk yang ada di daerah pegunungan juga banyak memanfaatkan suhu udara yang dingin guna untuk menanam berbagai jenis sayuran dan berbagai jenis tanaman perkebunan. Daerah pegunungan juga dapat dimanfaatkan sebagai daerah wisata, misalnya yang terkenal adalah kawasan Puncak di Bogor, Kaliurang di Jogjakarta, Lembang di Bandung dan juga Batu di Malang. Di daerah dataran tinggi memiliki curah hujan yang tinggi dan suhunya lebih dingin jik dibandingkan dengan daerah pantai atau daerah dataran rendah. Dengan demikian penduduk yang tinggal di daerah dataran tinggi memiliki pola makan dan tata cara berpakaian yang berbeda jika dibandingkan dengan daerah yang lainnya. Biasanya mereka akan mengonsumsi makanan yang dapat menghangatkan tubuh mereka dan akan berpakaian lebih tertutup. Di daratan tinggi, rumahnya mempunyai ventilasi yang sedikit dan atapnya terbuat dari seng, hal ini sangat berbeda jika kita bandingkan dengan daerah pantai ataupun dataran rendah. Dengan pemakaian seng supaya panas matahari dapat tersimpan da dapat menghangatkan suhu, sedangkan untuk ventilasi yang sedikit bertujuan supaya udara dingin tidak terlalu banyak yang masuk ke dalam rumah. Pola dari rumah penduduk pada derah dataran tinggi adalah pada umumnya menyebar mengikuti lereng dan akan mengelompok pada daerah yang memiliki lahan yang subur dan relatif lebih datar. Kaitan Kondisi Hidrologis dengan Kehidupan Makhluk Hidup Air merupakan sumber kehidupan, karena tanpa adanya air tidak akan ada kehidupan di muka bumi ini. Air sangat berdampak positif terhadap kehidupan misalnya untuk irigasi lahan pertanian, sebagai sumber air bersih, sebagai tempat hidup hewan dan tumbuhan air, sebagai sarana transportasi air. Selain dampak positif air, terdapat juga dampak negatif/ kerugian adanya air misalnya terjadinya bencana banjir, daat menyebabkan tanah longsoor, dan juga bisa mengakibatkan terjadinya erosi, Letak Indonesia Letak Astronomis Indonesia Negara Indonesia mempunyai letak astronomis yaitu 60 LU - 110 LS dan antara 950 BT - 1410 BT. Tahukah apa pengaruh dari garis bujur? letak garis bujur bisa berpengaruh pada zana waktu, misalnya kalau di Indonesia memiliki 3 daerah yang terdiri dari bagian barat, tengah dan timur. Garis bujur inilah yang menjadi standard waktu Internasional. Zona waktu wilayah Indonesia didapatkan 3 zona berdasarkan hitungan bahwa bumi memiliki 360 derajat, waktu sehari semalam adalah 24 jam, maka perjamnya adalah 360 dibagi 24 adalah 15 derajat perjam. Panjang BT wilayah Indonesia adalah 46 derajat 141-95, maka zona waktu yang didapat adalah 46 dibagi 15 adalah 3 zona waktu. Letak Geografis Indonesia Pengertian/ definisi letak geografis adalah merupakan letak suatu daerah/ negara yang dilihat dari letak kenyataan di permukaan bumi. Keuntungan dari letak geografis Indonesia memiliki letak yang strategis sebab berada di posisi silang sehingga bangsa Indonesia sangat diuntungkan dari segi sosial, ekonomi dan politik. Selain keuntungan dari kondisi geografis juga terdapat dampak negatif dari letak geografis diantaranya adalah kebudayaan asing yang tidak sesuai dengan budaya bangsa masuk ke Indonesia, misalnya Indonesia merupakan ditengarai merupakan jalur lalu lintas dari perdagangan Internasional narkoba yang sangat membahayakan bagi generasi muda kita. Selain itu karena kita merupakan negara kepulauan maka rawan terhadap penyelundupan, pencurian ikan, dan lain sebagainya. Untuk menambah referensi mengenai hal ini dapat dilihat di artikel Letak dan Luas Negara Indonesia Kelas 9. Luas Wilayah Indonesia Jumlah pulau di Indonesia adalah mencapai buah baik pulau yang besar maupun pulau-pulau yang kecil sehingga negara Indonesia disebut juga sebagai “ Archipelago State”. Di dasarkan pada konvensi hukum laut internasional “United Nation Convention on the Law of the Sea” tepatnya pada tanggal 10 Desember 1982 di Montego Bay, Yamaica bangsa Indonesia memiliki 2 batas laut, yaitu Batas laut teritorial, dan Zone Ekonomi Eksklusif. Batas laut teritorial Luas dari wilayah laut Indonesia adalah sangat luas sekali yaitu mencapai angka Km², dengan batas wilayah laut dari garis dasar kontinen adalah berjarak/ sejauh 12 mil yang diukur dari garis dasar. Untuk garis dasar sendiri adalah ditarik dari titik-titik terluar suatu pulau, lalu titik-titik tersebut dihubungkan sehingga semua titik yang ada akan membentuk sebuah garis yang saling bersambungan. Atau dengan kata lain untuk mengukur atau menentuan batas teritorial wilayah Indonesia diukur dengan menarik ke laut bebas sejauh 12 mil dari suatu pulau, dan bangsa Indonesia mempunyai kekuasaan penuh atas wilayah teritorial tersebut. Zone Ekonomi Eksklusif ZEE atau kepanjangan dari Zone Ekonomi Eksklusif diukur dari garis dasar yang berjarak sejauh 200 mil. Batas laut teritorial wilayah adalah 12 mil yang merupakan batas hukum dari kedaulatan Negara Republik Indonesia. Sedangkan ZEE 200 mil ini adalah merupakan batas hak yang dimiliki Negara Republik Indonesia untuk mengekploitasi/ memanfaatkan sumberdaya alam yang ada yang terkandung di dalamnya. Luas wilayah dari negara Indonesia adalah mencapai Km², sedangkan untuk luas lautnya adaah km². Dan jika kita jumlahkan maka jumlah wilayah lautan ditambah dengan luas daratan adalah Km². Indonesia memiliki pulau-pulau yang besar yaitu Pulau Kalimantan yang luasnya kurang lebih 4 x Pulau Jawa, Pulau Sumatera yang luasnya rang lebih 3,5 x Pulau Jawa, Papua mempunyai luas kurag lebih 3 x Pulau Jawa, dan Pulau Sulawesi yang luasnya kurang lebih sekitar 1,5 x Pulau Jawa. Berikut adalah peta wilayah laut Indonesia Sedangkan luas wilayah Indonesia jika dibandingkan dengan negara di asia tenggara dapat terlihat di tabel berikut ini Pengaruh Posisi Geografis Terhadap Perubahan Musim - Keadaan Cuaca dan Iklim Pengertian/ definisi dari cuaca adalah keadaan udara pada suatu saat di tempat tertentu. Sedangkan definisi iklim adalah merupakan keadaan rata-rata udara di daerah yang luas dalam jangka waktu yang lama 30 tahun. Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa wilayah Indonesia terletak di garis lintang 6° LU dan 11° LS sehingga Indonesia termasuk wilayah tropis. Coba lihat peredaran matahari semu tahunan pada gambar yang berikut ini ya teman-teman. Pososi matahari semu tersebut memiliki pengaruh terhadap suhu udara, tekanan udara dan juga kelembaban di kedua belahan bumi, baik pada belahan bumi bagian utara ataupun pada belahan bumi bagian selatan. Posisi wilayah Indonesia adalah diantara Benua Asia dan Benua Australia, sehingga negara Indonesia akan mengalami perubahan gerakan angin yang akan mengikuti kedudukan dari matahari semu tersebut. Adanya perbedaan tekanan udara yang ada di bumi bagian utara dan selatan atau sebaliknya akan menimbulkan pergerakan udara di Indonesia, hal ini berpengaruh terhadap terjadinya perubahan musim. Pengertian musim adalah kondisi/ peristiwa atmosfer yang meliputi unsur-unsur cuaca, yaitu suhu udara, tekanan udara dan juga faktor kelembaban udara pada periode waktu tertentu. - Angin Muson di Indonesia Pengertian angin adalah gerakan udara yang diakibatkan karena tekanan Angin Muson Barat Angin Muson Barat Pergerakan Angin Muson Timur Angin Muson Timur Flora dan Fauna di Indonesia - Fauna di Indonesia Dengan melihat kondisi geografis membuat bangsa indonesia kaya akan beragam fauna. Terdapat 25% reptil di Indonesia dari 8000 jenis reptilia yang ada dunia. Jenis fauna bertulang belakang sekitar 20%, serangga 20%, dan cacing 10%. Selain itu ada jenis burung, jenis ikan dan juga terdapat jenis amphibia. Berikut adalah contoh fauna yang ada di Indonesia Anoa Komodo Burung Maleo Bekantan Gajah Burung Kasuari Flora dan fauna di wilayah Indonesia dapat dikelompokkan menjadi 3 zona zoogeografi yaitu Asiatis, terletak di Paparan Sunda yang terdiri atas Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa dan juga Pulau Bali. Australis, terletak di paparan Sahul yang terdiri atas Pulau Papua dan juga pulau-pulau di dangkalan Sahul. Peralihan, terdapat di antara garis Wallacea sebelah barat dan garis Weber disebelah timur. - Flora di Indonesia Berikut ini adalah beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berbagai jenis flora, yaitu keadaan tanah, relief, dan juga iklim yang ada. Penggolongan hutan berdasarkan kondisi iklim, relief dan kesuburan tanah dapat dibedakan menjadi hutan hujan tropis, hutan musim, hutan sabana, hutan bakau, 1. Hutan Hujan Tropis Hutan Hujan Tropis Adalah hutan yang mana pohon-pohon yang ada adalah tinggi dan juga rapat, tinggi pohonnya mencapai 60 meter. Adapun ciri-ciri hutan hujan tropis adalah mempunyai daun yang lebar, selalu hijau, terdapat epifit, lumut, palm, dan juga pohon-pohon memanjat. Daerah persebaran hutan hujan tropis terdapat di Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Jawa Barat, Sulawesi, Maluku Utara, dan juga terdapat di Papua. 2. Hutan Musim Hutan Musim Ciri-ciri hutan musim adalah pohon-pohon yang tumbuh lebih jarang, memiliki ketinggian antara 12-35 meter, memiliki daun pada musim kemarau meranggas. Sebagai contoh hutan jati yang ada di Jawa Tengah dan terdapat di Jawa Timur. 3. Hutan Sabana Hutan Sabana Merupakan padang rumput dan juga diselingi adanya pohon perdu. Hutan sabana bisa jumpai di daerah yang memiliki musim kemarau panjang dan curah hujan yang kecil. Sebagai contoh di Baluran Jawa Timur dan Nusa Tenggara. 4. Hutan Bakau Hutan Bakau Hutan ini terdapat pada daerah pantai dengan tumbuhan mangrove. Penggolongan hutan berdasarkan jenis tumbuhannya dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu Hutan homogen, adalah hutan yang terdiri dari 1 jenis tumbuhan saja. Sebagai contoh hutan homogen adalah hutan jati, hutan bambu atau hutan cemara Hutan heterogen adalah kebalikan dari hutan homogen yaitu hutan yang ditumbuhi oleh bermacam jenis tumbuhan. Penggolongan hutan berdasarkan fungsinya dapat dbedakan menjadi 4 macam yaitu Hutan lindung. Fungsi hutan lindung antara lain a Hidroorologis adalah sebagai filter air yang masuk ke dalam tanah dan juga untuk cadangan air tanah menyimpan air serta untuk menghambat laju dari perjalanan air dalam tanah. b Untuk mencegah terjadiya banjir, sebab fungsi hidroorologisnya tersebut. c Untuk perlindungan tanah dan erosi Hutan suaka alam, Fungsi hutan suaka marga satwa adalah untuk melindungi berbagai jenis tumbuhan dan ekosistem tertentu cagar alam dan juga hewan tertentu suaka marga satwa. Hutan produksi. Fungsi hutan produksi adalah untuk diambil hasilnya. Hutan wisata. Fungsi hutan wisata adalah sesuai dengan namanya maka dipakai untuk tempat wisata. - Persebaran Hutan di Indonesia - Upaya Pelestarian Flora dan Fauna Usaha yang dilakukan oleh pemerintah dalam melestarikan flora dan fauna di Indonesia adalah dengan cagar alam dan suaka marga satwa. Pengertian cagar alam adalah suatu kawasan yang berfungsi untuk perlindungan terhadap tumbuh-tumbuhan dan binatang dari terjadinya kepunahan. Sedangkan pengertian suaka marga satwa adalah daerah –daerah yang diperuntukkan sebagai tempat perlindungan jenis hewan tertentu. Jenis Tanah Di Indonesia Setiap tanah disusun dari 1. bahan-bahan mineral berasal dari pelapukan batuan, 2. bahan organik berasal dari proses penguraian organisme yang telah mati dan 3. air tanah. Tanah akan selalu mengalami proses destruktif dan proses konstruktif. Pengertian proses destruktif ialah penguraian terhadap bahan mineral dan juga bahan organik. Sedangkan pengertian proses konstruktif ialah proses penyusunan kembali hasil penguraian bahan mineral dan bahan organik menjadi suatu senyawa baru. Komponen dari tanah sangat tergantung pada faktor jenis tanah, lapisan tanah, cuaca dan iklim serta adanya campur tangan dari manusia. Proses pembentukan tanah adalah sebagai berikut Regolith adalah bahan utama dalam pembentukan tanah dan disebut bahan induk. Adapun faktor-faktor pembentuk tanah antara lain bahan induk, iklim, organisme, dan bentuk wilayah/topografi, serta juga waktu. Adapun jenis tanah yang tersebar di Indonesia adalah sebagai berikut a. Litosol, adalah jenis tanah yang baru mengalami proses pelapukan dan belum sama sekali mengalami adanya perkembangan tanah. Adapun litosol berasal dari batuan konglomerat dan juga batuan granit, untuk tingkat kesuburannya adalah cukup, dan cocok dimanfaatkan untuk jenis tanaman hutan. b. Latosol, adalah jenis tanah yang telah mengalami proses pelapukan intensif, warna tanah tergantung susunan bahan induknya dan juga kondisi iklim. Pada jenis tanah ini adaah tanah yang subur, dan dimanfaatkan untuk lahan pertanian dan untuk perkebunan. c. Aluvial adalah jenis tanah muda yang berasal dari hasil pengendapan. Tanah ini yang berasal dari gunung api biasanya subur sebab banyak terdapat kandungan mineral. d. Regosol. Pada tanah ini baik untuk pertanian padi, palawija, kelapa, serta tebu. e. Grumusol, terdiri atas beberapa macam antara lain 1. grumusol pada batu kapur, 2. grumusol pada sedimen tuff, 3. grumusol pada lembah-lembah kaki pegunungan, 4. grumusol endapan aluvial. Jenis ini memiliki tingkat kesuburan yang cukup dan dipakai untuk pertanian padi, dan tebu. f. Organosol, mengandung paling banyak bahan organik, tidak mengalami perkembangan profil, disebut juga tanah gambut. Tanah jeis ini kurang subur dan belum dimanfaatkan, namun bisa juga dipakai untuk lahan persawahan Penduduk dan Pertumbuhan Penduduk Kuantitas Penduduk - Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Indonesia Jika kita lihat, penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun meningkat terus, ini dpat terlihat dari tabel berikut yang diambil dari BPS. Pengertian pertumbuhan penduduk adalah merupakan bertambahnya jumlah penduduk yang didasarkan pada pertambahan alami dan migrasi. Sedangkan pengertian ledakan penduduk adalah pertumbuhan penduduk yang sangat besar. Cara Menghitung Pertumbuhan Penduduk Rumus Alami Pi = L – M Rumus Sosial Pi = L-M+ I – E Keterangan Pi = Jumlah pertumbuhan penduduk alami; L = Jumlah dari kelahiran; M = Jumlah dari kematian I = Jumlah penduduk yang masuk; E = Jumlah penduduk yang keluar; - Persebaran Penduduk dan Kepadatan Penduduk Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi dari pemusatan penduduk dapat bupa lokasi, iklim, topografi, tanah, sumberdaya alam, dan ketersediaan air. Selain faktor lingkungan juga karena faktor sejarah, sebagai contoh misalnya pemusatan penduduk di Pulau Jawa karena faktor sejarah karena sejak zaman kerajaan, pulau jawa merupakan pusat kepadatan penduduk adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas suatu wilayah dalam satuan Ha atau Km2. Adapun cara untuk menghitung kepadatan penduduk dpat dilakukan dengan 3 cara yaitu 1. Kepadatan penduduk kasar KP 2. Kepadatan penduduk fisiologis KF 3. Kepadatan penduduk agraris KAG Persebaran penduduk di Indonesia antara satu pulau dengan pulau yang lainnya berbeda-beda. Berikut adalah kepadatan penduduk di Indonesia yang diambil dari data BPS. Baca juga Pengertian Peta, Atlas, dan Globe dan Tindakan, Motif dan Prinsip Ekonomi
Investasidalam infrastruktur masyarakat telah memberi manfaat bagi sekitar 7.500 masyarakat Amungme yang tinggal di daerah dataran tinggi terpencil di Kabupaten Mimika, Papua. Pada tahun 2021, PTFI menginvestasikan sekitar US$ 2,5 juta untuk melaksanakan Program Tiga Desa.
Pakaian Adat Lampung – Lampung merupakan provinsi yang kaya akan kebudayaan, baik itu rumah adat, senjata tradisional atau bahkan pakaian adat. Dimana pakaian adat Lampung mempunyai nilai estetika yang terlihat dari gaya pakaiannya, dimana biasanya pakaian tersebut mempunyai gaya yang serba tertutup dengan berbahasa hiasan aksesoris. Langsung saja yuk untuk lebih jelasnya simak penjelasan mengenai pakaian adat Lampung berikut ini! Pakaian Adat Lampung Gambar Pakaian Adat Lampung .com/ Masyarakat adat Lampung pada umumnya dibedakan menjadi dua kelompok besar, yakni suku Saibatin yang dikenal dengan masyarakat pesisir. Kemudian suku yang kedua adalah suku Pepadun dimana suku tersebut tinggal di kawasan dataran tinggi. Tentunya kedua suku tersebut mempunyai pemberdayaan pada pakaian adat yang terletak pada warnanya. Dimana suku Saibatin mempunyai pakaian adat dengan berwarna merah, sedangkan suku Pepadun mempunyai pakaian adat dengan warna putih. Bukan hanya pada warnanya saja, melainkan juga perbedaan tersebut ada pada jumlah lekuk atau mahkota yang biasanya digunakan oleh kaum perempuan. Supaya lebih jelas pembahasan mengenai pakaian adat Lampung tersebut simak penjelasan dibawah ini! Nama Pakaian Adat Lampung Seperti pada penjelasan diatas, bahwa Lampung terdiri dari dua pakaian adat dari masing-masing suku, tetapi provinsi Lampung ini juga mempunyai pakaian adat resmi, yakni Tulang Bawang. Untuk lebih jelasnya berikut ini merupakan macam-macam pakaian adat Lampung! No Macam-Macam Pakaian Adat Lampung 1 Pakaian Adat Lampung Tulang Bawang 2 Pakaian Adat Suku Saibatin 3 Pakaian Adat Suku Pepadun 1. Pakaian Adat Lampung Tulang Bawang Gambar Pakaian Adat Lampung Tulang Bawang Tulang Bawang merupakan pakaian adat yang berasal dari Provinsi Lampung. Dimana pakaian adat ini tetap dilestarikan oleh masyarakat, sehingga pada saat ini pakaian adat tersebut masih banyak ditemui karena memang biasanya digunakan pada saat dilaksanakan upacara pernikahan. Pakaian adat Tulang Batang biasanya akan digunakan oleh para penari pada saat acara pernikahan sebagai simbol penghormatan budaya asli dari Lampung. Pakaian tulang bawang juga kental akan tradisi ketimuran dengan model baju yang tertutup dan tetap menjunjung nilai tinggi akan kesopanan. Dimana para pria akan menggunakan baju berwarna putih yang berlengan kan panjang dengan bawahan atau celana dengan berwarna yang senada. Bukan hanya itu, sebagai tambahannya pengantin pria biasanya juga menggunakan lilitan sarung pada pinggang hingga lutut dengan dominasi warna merah dan juga emas. Sedangkan untuk kaum perempuan biasanya akan menggunakan baju kebaya putih yang terbuat dari bahan brokat. Dimana baju tersebut mempunyai panjang lengan yang bervariasi sesuai dengan selera masing-masing, baik itu panjang maupun pendek. Sedangkan pada bagian bawahnya pengantin wanita akan menggunakan sarung dengan model rok panjang yang mempunyai corak sama dengan kaum pria. Bukan hanya itu para kaum wanita juga akan menggunakan berbagai banyak perhiasan, baik itu perhiasan mahkota yang ada pada bagian kepala, anting, kalung, gelang atau bahkan menggunakan cincin. 2. Pakaian Adat Suku Saibatin Gambar Pakaian Adat Suku Saibatinhttps//indonesiakaya .com/ Suku Saibatin merupakan Kelompok masyarakat yang berasal di pesisir Lampung Timur, Bandar Lampung, Lampung Selatan, Pesawaran, Tanggamus dan Lampung Barat. Dimana pada suku ini juga mempunyai tradisi yang unik yakni sistem kekerabatan patrilineal. Saibatin mempunyai arti satu batin dengan mempunyai makna satu junjungan. Hal tersebut menggambarkan bahwa suku Saibatin hanya mempunyai satu pemimpin adat pada tiap generasi kepemimpinannya. Suku saibatin ini bersifat aristokratis, dimana garis kepemimpinan hanya akan diturunkan berdasarkan keturunannya Saja. Dimana kaum bangsawan akan lebih tinggi atau lebih mewah dibandingkan dengan masyarakat biasa atau rakyatnya. Hal tersebut bisa dilihat dari segi pakaian yang digunakan. Dimana pakaian yang digunakan oleh kaum bangsawan akan cenderung lebih megah apabila dibandingkan dengan pakaian adat yang dipakai oleh masyarakat biasa. Pakaian pengantin dari suku Saibatin ini juga dilengkapi dengan mahkota yang dinamakan dengan Siger. Dimana mahkota tersebut mempunyai 7 pucuk yang dinamakan dengan Lekuk Pitu. Ketujuh pucuk tersebut menggambarkan posisi dari kepemimpinan yakni sultan, raja jukuan atau depati, radin, batin, minak, mas dan kimas. Dimana pakaian suku ini didominasi dengan warna merah. 3. Pakaian Adat Suku Pepadun Gambar Pakaian Adat Suku Pepadun Suku Pepadun merupakan suku yang berada di wilayah Kotabumi, Tulang Bawang, Way Kanan dan juga Way Seputih. Sedangkan untuk suku Sungkai Bunga Mayang sebagian tersebar di wilayah Sumatera Selatan, dimana masyarakat disana hidup di bawah tradisi hukum adat Pepadun. Suku Pepadun juga mempunyai pakaian adat dengan warna putih. Sementara itu pengantin putri juga akan memakai siger yang memiliki 9 lekuk atau ruji, atau yang lebih dikenal dengan nama Siget Lekuk Siwo. Kesembilan ruji tersebut tentunya juga mempunyai makna, yakni digunakan sebagai bentuk mewakili marga atau Abung Siwo Megou. Bukan hanya itu, jumlah ruji tersebut juga digunakan untuk melambangkan sembilan sungai yang berada di wilayah Lampung. Dimana setiap ujung lekukan ruji terdapat hiasan bunga cemara yang dibuat dengan menggunakan kuningan. Aksesoris Pakaian Adat Lampung Wanita Setiap pakaian adat pastinya akan dilengkapi dengan berbagai macam aksesoris untuk menambah kesan keindahan dalam pakaian tersebut. Tambahan aksesoris ini juga dilakukan pada pakaian adat Lampung, dimana para pengantin perempuan akan menggunakan baju atas tanpa lengan atau yang diberi nama selappai oleh masyarakat sekitar. Sedangkan sebagai bawahan dari baju adat pengantin perempuan Lampung akan menggunakan sarung berumbai. Dimana pada tepi bawah kain juga terdapat rangkaian rumbai ringgit, yakni berupa hiasan dengan bentuk seperti bulatan koin dengan warna emas atau perak. Kain tersebut merupakan kain tenun khas dari provinsi Lampung yang disulam dengan menggunakan benang emas. Seperti pada penjelasan diatas, bahwa baju adat dari pengantin perempuan juga akan ditambahkan beberapa aksesoris untuk menambah kesan kecantikan dan keindahan dari baju dan pemakaiannya. Langsung saja yuk simak macam-macam aksesoris pakaian adat Lampung berikut ini! Siger Gambar Aksesoris Siger Lampung Siger merupakan nama dari pakaian adat Lampung yang merujuk pada penggunaan aksesoris mahkota emas. Dimana mahkota tersebut mempunyai 9 lekukan dengan bentuk yang dibuat meninggi. Singer juga mempunyai simbol atau makna tentang keagungan adat masyarakat Lampung, sedangkan untuk jumlah 9 dari lekukan tersebut melambangkan tentang 9 sungai yang ada di provinsi Lampung. Seraja Bulan Gambar Aksesoris Seraja Bulan Lampung Seraja bulan juga hampir mirip dengan siger, dimana seraja bulan adalah sebuah mahkota dengan bentuk yang lebih kecil jika dibandingkan dengan siger yang bersusun 3. Seraja bulan biasanya akan dipakai di atas siger dan digunakan sebagai pengingat bahwa dulu juga terdapat 5 kerajaan yang berada di Lampung. Tapi untuk makna dari seraja bulan juga beragam, dimana ada juga yang mengatakan bahwa pemakaian seraja bulan ini melambangkan akan 5 filosofi kehidupan yang dianut oleh masyarakat Lampung. Subang Gambar Aksesoris Subang Lampung Subang merupakan aksesoris dari pakaian adat Lampung yang berbentuk anting-anting dan biasanya akan digunakan oleh para wanita. Para pengantin wanita biasanya akan menggunakan subang yang berbentuk buah kenari atau Subang giwir dengan berbahan emas. Kembang Rambut Gambar Aksesoris Kembang Rambut Lampung Kembang rambut juga merupakan aksesoris tambahan dari pakaian adat Lampung yang berupa hiasan bunga melati. Biasanya kembang rambut akan digunakan oleh pengantin wanita pada bagian atas sanggul, bunga ini mencerminkan kesucian para wanita yang mengenakannya. Perhiasan Leher dan Dada Gambar Kalung Papan Jajar Lampung Tentunya baju akan semakin menarik jika ditambahkan hiasan pada dada dan juga leher bukan? Dimana pada pakaian adat Lampung ini terdapat 3 jenis kalung dan satu perhiasan dada yang digunakan oleh para wanita. Kalung tersebut diantaranya ada kalung papan jajar, kalung hukum, dan juga kalung ringgit. Kalung papan jajar dan juga kalung buah jukum yang digunakan oleh wanita juga mempunyai bentuk yang sama dengan kalung untuk pria. Kemudian untuk kalung ringgit ini dibuat dengan menggunakan uang ringgit sebanyak sembilan buah. Sedangkan untuk perhiasan bagian dadanya, para perempuan akan menggunakan selempang pinang dengan panjang hingga mencapai pinggang sebanyak dua buah. Bulu Serti Gambar Aksesoris Bulu Serti Lampung Bulu serti juga merupakan aksesoris yang digunakan sebagai pelengkap untuk pakaian adat Lampung. Dimana biasanya para wanita akan menggunakan buku serti yang diberi hiasan berupa bunga dari bahan kuningan. Gelang Gambar Aksesoris Gelang Lampung Gelang yang dipakai oleh para wanita mempunyai berbagai macam, diantaranya adalah gelang kano, gelang burung, gelang duri dan juga gelang bibit. Gelang Karo merupakan gelang yang akan digunakan pada lengan atas untuk kedua pengantin. Dimana gelang kano mempunyai makna bahwa gelang tersebut bisa digunakan untuk menghindari berbagai macam hal-hal yang tidak baik setelah menikah. Dimana hiasan lengan tersebut terbuat dari bahan material Kuningan yang diukir. Gelang burung merupakan gelang dengan bentuk seperti burung bersayap yang juga digunakan untuk menghiasi lengan kanan dan juga lengan kiri. Gelang burung tersebut mempunyai makna tentang akan ada beban yang harus dihadapi oleh pasangan pengantin setelah menikah, bukan hanya itu gelang ini juga mempunyai makna tentang harapan agar kehidupan rumah tangga dari pengantin dapat kekal hingga akhir hayatnya. Bebe Gambar Aksesoris Bebe Lampung Bebe merupakan aksesoris dari pakaian adat Lampung yang dibuat dengan menggunakan sulaman kain halus seperti kain satin. Dimana pada sulaman akan dibuat dengan bentuk teratai mekar, kemudian hiasan tersebut akan ditempelkan pada bahu. Bebe sendiri juga digunakan sebagai penutup dada pengantin perempuan. Pending Gambar Aksesoris Pending Lampung Pending merupakan aksesoris yang akan dikenakan oleh para wanita Lampung pada bagian pinggang. Dimana biasanya pending akan diletakkan di bawah aksesoris buku serti. Aksesoris Pakaian Adat Lampung Pria Jika para pengantin wanita menggunakan aksesoris tentunya pada pengantin pria juga harus menggunakan aksesoris sebagai pengimbang dengan pengantin wanita bukan? Dimana pakaian pengantin pria biasanya berupa baju dengan berlengan panjang dan kebanyakan akan menggunakan pakaian dengan warna putih. Sedangkan untuk celananya biasanya mereka akan menggunakan celana panjang dengan warna hitam. Kemudian sebagai pelengkap dari baju pengantin pria tersebut maka akan ditambahkan khikat akhir yakni berupa selendang dengan bentuk bujur sangkar. Khikat tersebut biasanya akan dipakai dengan cara dilingkarkan pada bagian pundak hingga dapat menutupi baju, sedangkan kedua ujungnya akan dibiarkan menjuntai hingga pada bagian depan. Tapi, ada juga pada beberapa daerah yang akan mempertemukan kedua ujung dan diikat dengan menggunakan ikat pinggang. Celana panjang juga akan dilengkapi dengan penggunaan sarung Tumpak khas dari provinsi Lampung, dimana sarung tersebut juga ditenun dengan menggunakan benang emas. Tumpang merupakan nama motif yang ada pada bagian belakang berupa garis, dimana sarung timpal tersebut akan digunakan di luar celana. Adapun cara pemakaian sarung tumpal adalah dengan cara dililitkan pada bagian pinggang hingga sepanjang lutut. Aksesoris pada pria bukan hanya sebatas sarung tumpal saja, melainkan juga terdapat berbagai macam tambahan aksesoris lainnya. Langsung saja yuk simak penjelasan macam-macam aksesoris dari pengantin pria dibawah ini! Kalung Papan Jajar Gambar Kalung Papan Jajar Lampung Kalung papan jajar biasanya juga akan digunakan sebagai pelengkap dari pakaian adat Lampung pengantin pria. Dimana terdapat tiga bandul pada kalung papan jajar dengan bentuk berupa perahu dan mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Kalung papan jajar juga mempunyai makna tentang pengertian kehidupan baru. Kalung Buah Jukum Gambar Kalung Buah Jukum Lampung Kalung buah jukum merupakan kalung yang terbuat dari bahan material kuningan. Dimana kalung ini mempunyai makna tentang do’a agar para pengantin segera mendapatkan momongan setelah menikah. Selempang Pinang Gambar Selempang Pinang Lampung Selempang pinang juga merupakan aksesoris yang digunakan oleh para pengantin pria. Dimana aksesoris selempang ini berupa kalung panjang dengan hiasan yang berbentuk seperti bunga atau buah. Ikat Pinggang Ikat pinggang juga digunakan pada pengantin pria, dimana ikat pinggang pria ini juga ternyata dari bahan material buku serti yang juga digunakan sebagai tempat untuk menyelipkan senjata. Kopiah Emas Gambar Aksesoris Kopiah Emas Lampung Kopiah emas merupakan penutup kepala yang digunakan oleh para pengantin pria. Pada bagian tengah tepatnya di sisi depan kopiah emas berbentuk tinggi ke atas seperti bentuk destar. Kopiah emas ini juga bisa menunjukkan tentang status sosial dari para penggunanya. Gelang Gambar Aksesoris Gelang Lampung Pengantin pria Lampung juga akan menggunakan aksesoris berupa gelang loh, jadi biasanya gelang yang dipakainya oleh pengantin pria ini berjenis gelang kano, gelang burung dan juga gelang bibit. Terapang Gambar Aksesoris Gelang Lampung Pakaian adat Lampung juga tidak akan pas jika tidak dihiasi dengan sebuah senjata tradisional dari provinsinya bukan? Jadi pakaian adat Lampung ini juga akan disisipkan sebuah keris yang tentunya berbeda dari keris pada umumnya. Misalnya keris yang digunakan adalah keris yang mempunyai lekukan lebih sedikit dan tidak terlalu kentara atau biasanya disebut dengan Terapang. Penutup Pakaian Adat Lampung Demikianlah penjelasan mengenai pakaian adat Lampung beserta aksesoris yang digunakan sebagai pelengkap baju adat tersebut. Semoga artikel ini bisa berguna bagi para pembaca sekalian serta bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan pakaian adat dari provinsi Lampung, semoga juga artikel ini bisa dipahami dengan baik oleh para pembaca sekalian! Pakaian Adat Lampungsumber referensi
Berikutini beberapa contoh pekerjaan di pegunungan yang biasanya digeluti masyarakat: 1. Menanam teh di daerah pegunungan. Salah satu tanaman khas dataran tinggi adalah teh, seperti di kawasan Ciater, arah Tangkuban Perahu dan juga daerah Cikole sana. Teh merupakan salah satu tanaman yang cocok untuk ditanam di daerah pegunungan.
Poin soal adalah upaya pemberdayaan masyarakat yang tinggal di daerah dataran tinggi tandus sehingga kehidupan ekonominya cenderung tidak sejahtera. Upaya pemberdayaan masyarakat dapat dipengaruhi oleh kondisi ekologis ataupun sumber daya alam suatu daerah. Hal ini juga dapat berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat. Dalam hal ini, masyarakat yang tinggal di dataran tinggi tandus, pada umumnya, kehidupan ekonominya cenderung tidak sejahtera. Hal ini dapat diatasi dengan upaya untuk memberikan bantuan modal kerja dan pelatihan keterampilan bagi masyarakatnya. Pelatihan keterampilan bagi masyarakat lokal bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia SDM masyarakat. Dan, pemberian modal kerja merupakan alternatif pemenuhan kebutuhan ekonomi karena keadaan lingkungan alam yang tidak unggul. Dengan demikian, upaya yang dapat digunakan untuk memberdayakan masyarakat tersebut adalah memberikan bantuan modal kerja dan pelatihan keterampilan. Jadi, jawaban yang tepat adalah D.
Adabeberapa contoh kegiatan produksi, antara lain proses pembuatan, menghasilkan barang atau jasa, dan bisa meningkatkan nilai guna barang atau jasa. Adapun tujuan sebuah kegiatan produksi adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia. Jika jumlah persediaan barang maupun jasa mencukupi, maka manusia dianggap telah mampu mencapai kemakmuran.
Kebudayaan tradisional adalah salah satu aset nasional yang sangat besar artinya dan perlu dilestarikan karena mempunyai nilai budaya yang tinggi. Disamping itu, dapat menjadi masukan dan memberi wawasan yang lebih luas kepada masyarakat. Salah satu diantara kebudayaan tradisional yang ada di Indonesia adalah Kebudayaan tradisional adat Toraja. Kebudayaan tradisional adat Toraja ini meliputi segala aspek yang berhubungan dengan masyarakat, ukiran kayu, rumah adat, upacara pemakaman, musik/tarian, agama, bahasa, dan ekonomi. Tator aslinya mempunyai nama tua yang dikatakan dalam literatur kuna mereka sebagai “Tondok Lepongan Bulan Tana Matari’ Allo”nyang berarti negeri dengan pemerintahan dan masyarakat berketuhanan yang bersatu utuh bulat seperti bulatnya matahari dan bulan. Agama asli nenek moyang mereka adalah Aluk Todolo yang berasal dari sumber Negeri Marinding Banua Puan yang dikenal dengan sebutan Aluk Pitung Sa’bu Pitung Pulo. Baca Juga “Suku Tamiang” Sejarah & Mata Pencaharian – Kekerabatan – Bahasa – Agama – Kepercayaan Ketika Belanda masuk, agama Aluk Todolo tergeser oleh missionaris Kristen yang menyebarkan agama diwilayah ini. Namun adat istiadat yang berakar pada konsep Aluk Todolo hingga kini masih dijalankan. Kita masih akan menikmati pertunjukan upacara kematian masyarakat tator sebagai pengaruh kuat dari agama nenek moyang mereka. Menurut data sejarah, penduduk yang pertama-tama menduduki/mendiami daerah Toraja pada zaman purba adalah penduduk yang bergerak dari arah Selatan dengan perahu. Mereka datang dalam bentuk kelompok yang dinamai Arroan kelompok manusia. Setiap Arroan dipimpin oleh seorang pemimpin yang dinamai Ambe’ Arroan Ambe’ = bapak, Arroan = kelompok. Setelah itu datang penguasa baru yang dikenal dalam sejarah Toraja dengan nama Puang Lembang yang artinya pemilik perahu, karena mereka datang dengan mempergunakan perahu menyusuri sungai-sungai besar. Pada waktu perahu mereka sudah tidak dapat diteruskan karena derasnya air sungai dan bebatuan, maka mereka membongkar perahunya untuk dijadikan tempat tinggal sementara. Tempat mereka menambatkan perahunya dan membuat rumah pertama kali dinamai Bamba Puang artinya pangkalan pusat pemilik perahu sampai sekarang. Hingga kini kita akan melihat disekitar Ranteapo terdapat beberapa Bamba Puang milik keluarga-keluarga paling berpengaruh dan terkaya disitu yang mendirikan Tongkonan rumah adat Tator beserta belasan lumbung padinya. Setiap Tongkonan satu keluarga besar dihiasi oleh puluhan tanduk kerbau yg dipakai untuk menjelaskan status sosial dalam strata masyarakat adat. Tongkonan itulah yang menjadi atraksi budaya dan menjadi obyek foto ratusan turis yang mendatangi tator. Identitas Etnis Suku Toraja Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sulawesi Selatan, Indonesia. Populasinya diperkirakan sekitar 1 juta jiwa, dengan di antaranya masih tinggal di Kabupaten Tana Toraja, Kabupaten Toraja Utara, dan Kabupaten Mamasa. Mayoritas suku Toraja memeluk agama Kristen sementara sebagian menganut Islam dan kepercayaan animisme yang dikenal sebagai Aluk To Dolo. Pemerintah Indonesia telah mengakui kepercayaan ini sebagai bagian dari Agama Hindu Dharma. Kata Toraja berasal dari bahasa Bugis, to riaja, yang berarti “orang yang berdiam di negeri atas”. Pemerintah kolonial Belanda menamai suku ini Toraja pada tahun 1909. Suku Toraja terkenal akan ritual pemakaman, rumah adat tongkonan dan ukiran kayunya. Ritual pemakaman Toraja merupakan peristiwa sosial yang penting, biasanya dihadiri oleh ratusan orang dan berlangsung selama beberapa hari. Sebelum abad ke-20, suku Toraja tinggal di desa-desa otonom. Mereka masih menganut animisme dan belum tersentuh oleh dunia luar. Pada awal tahun 1900-an, misionaris Belanda datang dan menyebarkan agama Kristen. Setelah semakin terbuka kepada dunia luar pada tahun 1970-an, kabupaten Tana Toraja menjadi lambang pariwisata Indonesia. Tana Toraja dimanfaatkan oleh pengembang pariwisata dan dipelajari oleh antropolog. Masyarakat Toraja sejak tahun 1990-an mengalami transformasi budaya dari masyarakat berkepercayaan tradisional dan agraris menjadi masyarakat yang mayoritas beragama Kristen dan mengandalkan sektor pariwisata yang terus meningkat. Suku Toraja memiliki sedikit gagasan secara jelas mengenai diri mereka sebagai sebuah kelompok etnis sebelum abad ke-20. Sebelum penjajahan Belanda dan masa pengkristenan, suku Toraja, yang tinggal di daerah dataran tinggi dikenali berdasarkan desa mereka dan tidak beranggapan sebagai kelompok yang sama. Meskipun ritual-ritual menciptakan hubungan diantara desa-desa ada banyak keragaman dalam dialek, hierarki sosial, dan berbagai praktik ritual di kawasan dataran tinggi Sulawesi. “Toraja” dari bahasa pesisir ke, yang berarti orang, dan Riaja, dataran tinggi pertama kali digunakan sebagai sebutan penduduk dataran rendah untuk penduduk dataran tinggi. Akibatnya, pada awalnya “Toraja” lebih banyak memiliki hubungan perdagangan dengan orang luar seperti suku Bugis dan suku Makassar yang menghuni sebagian besar dataran rendah di Sulawesi daripada dengan sesama suku di dataran tinggi. Kehadiran misionaris Belanda di dataran tinggi Toraja memunculkan kesadaran etnis Toraja di wilayah Sa’dan Toraja dan identitas bersama ini tumbuh dengan bangkitnya pariwisata di Tana Toraja. Sejak itu, Sulawesi Selatan memiliki empat kelompok etnis utama, yaitu suku Bugis kaum mayoritas, meliputi pembuat kapal dan pelaut, suku Makassar pedagang dan pelaut, suku Mandar pedagang dan nelayan, dan suku Toraja petani di dataran tinggi. Wilayah Suku Toraja Kabupaten Tana Toraja merupakan salah satu dari 23 kabupaten yang ada di propinsi Sulawesi Selatan yang terletak diantara 2º20´sampai 3º30´ Lintang Selatan dan 119º30´ sampai 120º10´ Bujur Timur. “Ibukota” Tator yakni kota kecil Rantepao adalah kota yang dingin dan nyaman, dibelah oleh satu sungai terbesar di Sulsel yakni sungai Sa’dan, sungai inilah yang memberikan tenaga pembangkit listrik untuk menyalakan seluruh Makasar. Secara Sosio linguistik, bahasa Toraja disebut bahasa Tae oleh Van Der Venn. Ahli bahasa lain seperti Adriani dan Kruyt menyebutnya sebagai bahasa Sa’dan. Bahasa ini terdiri dari beberapa dialek , seperti dialek Tallulembangna Makale, dialek Kesu Rantepao, dialek Mappapana Toraja Barat. Baca Juga “Suku Tidore” Sejarah & Bahasa – Mata Pencaharian – Kekerabatan – Agama – Kepercayaan Batas-batas Kabupaten Tana Toraja adalah Sebelah Utara Kabupaten Luwu, Kabupaten Mamuju, Kabupaten Mamasa Sebelah Timur Kabupaten Luwu Sebelah Selatan Kabupaten Enrekang dan Kabupaten Pinrang Sebelah Barat Kabupaten Polmas Luas wilayah Kabupaten Tana Toraja tercatat km² atau sekitar 5% dari luas propinsi Sulawesi Selatan, yang meliputi 15 lima belas kecamatan. Jumlah penduduk pada tahun 2001 berjumlah jiwa yang terdiri dari jiwa laki-laki dan jiwa perempuan dengan kepadatan rata-rata penduduk 126 jiwa/km² dan laju pertumbuhan penduduk rata-rata berkisar 2,68% pertahun. Masyarakat Suku Toraja Keluarga Keluarga adalah kelompok sosial dan politik utama dalam suku Toraja. Setiap desa adalah suatu keluarga besar. Setiap tongkonan memiliki nama yang dijadikan sebagai nama desa. Keluarga ikut memelihara persatuan desa. Pernikahan dengan sepupu jauh sepupu keempat dan seterusnya adalah praktek umum yang memperkuat hubungan kekerabatan. Suku Toraja melarang pernikahan dengan sepupu dekat sampai dengan sepupu ketiga kecuali untuk bangsawan, untuk mencegah penyebaran harta. Hubungan kekerabatan berlangsung secara timbal balik, dalam artian bahwa keluarga besar saling menolong dalam pertanian, berbagi dalam ritual kerbau, dan saling membayarkan hutang. Kelas Sosial Dalam masyarakat Toraja awal, hubungan keluarga bertalian dekat dengan kelas sosial. Ada tiga tingkatan kelas sosial bangsawan, orang biasa, dan budak perbudakan dihapuskan pada tahun 1909 oleh pemerintah Hindia Belanda. Kelas sosial diturunkan melalui ibu. Tidak diperbolehkan untuk menikahi perempuan dari kelas yang lebih rendah tetapi diizinkan untuk menikahi perempuan dari kelas yang lebih tingi, ini bertujuan untuk meningkatkan status pada keturunan berikutnya. Sikap merendahkan dari Bangsawan terhadap rakyat jelata masih dipertahankan hingga saat ini karena alasan martabat keluarga. Kaum bangsawan, yang dipercaya sebagai keturunan dari surga, tinggal di tongkonan, sementara rakyat jelata tinggal di rumah yang lebih sederhana pondok bambu yang disebut banua. Budak tinggal di gubuk kecil yang dibangun di dekat tongkonan milik tuan mereka. Rakyat jelata boleh menikahi siapa saja tetapi para bangsawan biasanya melakukan pernikahan dalam keluarga untuk menjaga kemurnian status mereka. Rakyat biasa dan budak dilarang mengadakan perayaan kematian. Meskipun didasarkan pada kekerabatan dan status keturunan, ada juga beberapa gerak sosial yang dapat memengaruhi status seseorang, seperti pernikahan atau perubahan jumlah kekayaan. Kekayaan dihitung berdasarkan jumlah kerbau yang dimiliki. Budak dalam masyarakat Toraja merupakan properti milik keluarga. Kadang-kadang orang Toraja menjadi budak karena terjerat utang dan membayarnya dengan cara menjadi budak. Budak bisa dibawa saat perang, dan perdagangan budak umum dilakukan. Budak bisa membeli kebebasan mereka, tetapi anak-anak mereka tetap mewarisi status budak. Budak tidak diperbolehkan memakai perunggu atau emas, makan dari piring yang sama dengan tuan mereka, atau berhubungan seksual dengan perempuan merdeka. Hukuman bagi pelanggaran tersebut yaitu hukuman mati. Mata Pencaharian Suku Toraja Mata pencaharian masyarkat ini pada dasarnya ialah bercocok tanam padi disawah dan sedikit di ladang. Selain padi mereka juga menanam jagung, sayur-sayuran, singkong, ubi jalar, kopi, cengkeh, kelapa dan markisa. Pada masa lalu daerah Toraja terkenal sebagai penghasil kopi yang bagus. Peternakan khususnya kerbau dan babi yang diperlukan untuk melengkapi upacara-upacara keagamaan mereka, untuk makanan sehari-hari mereka memelihara ikan di kolam beternak ayam dan itik. Kekerabatan Suku Toraja Sistem hubungan kekerabatan orang Toraja didominasi oleh kelompok kekerabatan yang disebut marapuan atau parapuan yang berorientasi kepada satu kakek moyang pendiri tongkonan yakni rumah komunal sekaligus menjadi pusat kekerabatan dan kehidupan sosial serta keagamaan para anggotanya. Kelompok marapuan terdiri atas kerabat dari 3-5 generasi, karena orang Toraja menganut pola kekerabatan yang bilateral sifatnya, maka seseorang bisa menjadi anggota dari beberapa buah tongkonan. Pada zaman dulu seseoranmg mencari jodoh cenderung ke dalam kelompok marapuan atau tongkonan “endogami” adat menetap sesudah menikah pada biasanya virilokal dan sekarang cenderung untuk neolokal. Baca Juga “Suku Wana” Sejarah & Bahasa – Mata Pencaharian – Kekerabatan – Agama – Kepercayaan Masyarakat Toraja sebenarnya terbagi ke dalam tiga daerah adat yakni Kama’dikan Pakamberan dan Kapuangan. Daerah adat Kapuangan memiliki sistem pelapisan sosial yang cukup tajam karena pengaruh kerajaan Bugis dan Makassar dulu. Golongan bangsawan Kapuangan disebut ma’dika, golongan rakyat kebanyakan disebut tomakaka, lalu golongan hamba sahaya yang disebut kaunan. Tentu saja golongan terakhir ini sekarang sudah tidak ada lagi. Agama dan Kepercayaan Suku Toraja Sebelum memeluk agama Islam atau Kristen, orang Toraja menganut sistem kepercayaan yang disebut Aluk To Dolo yakni kepercayaan lama yang terpusat kepada tiga aspek. Pertama pemujaan kepada Tokoh Pencipta yang disebut Puang Matua. Kedua pemujaan kepada deata-deata “dewa-dewa pemelihara”. Ketiga pemujaan roh-roh kakek moyang yang disebut Tomebali Puang yang dianggap memberi berkah dan pelindung kepada keturunannya. Sistem kepercayaan lama itu terutama terwujud dalam konsep mereka tentang kematian dan upacara-upacara sekitar kematian itu. Kebudayaan Suku Toraja Berikut ini adalah kebudayaan suku toraja, sebagai berikut Tongkonan Rumah Adat Toraja disebut Tongkonan. Tongkonan sendiri mempunyai arti tongkon “duduk“, tempat “an” bisa dikatakan tempat duduk tetapi bukan tempat duduk arti yang sebenarnya melainkan tempat orang di desa untuk berkumpul, bermusyawarah, dan menyelesaikan masalah-masalah adat. Hampir semua rumah orang Toraja menghadap ke arah utara, menghadap ke arah Puang Matua sebutan orang toraja bagi Tuhan Yang Maha Esa. Selain itu untuk menghormati leluhur mereka dan dipercaya akan mendapatkan keberkahan di dunia ini. Daerah Tana Toraja umumnya merupakan tanah pegunungan kapur dan batu alam dengan ladang dan hutan yang masih luas, dilembahnya terdapat hamparan persawahan. Tongkonan sendiri bentuknya adalah rumah panggung yang dibangun dari kombinasi batang kayu dan lembaran papan. Kalau diamati, denahnya berbentuk persegi panjang mengikuti bentuk praktis dari material kayu. Material kayu dari kayu uru, sejenis kayu lokal yang berasal dari Sulawesi. Kualitas kayunya cukup baik dan banyak ditemui di hutan-hutan di daerah Toraja. Kayu di biarkan asli tanpa di pelitur atau pernis. Rumah Toraja / Tongkonan ini dibagi menjadi 3 bagian yang pertama kolong Sulluk Banua, kedua ruangan rumah Kale Banua dan ketiga atap Ratiang Banua. Pada bagian atap, bentuknya melengkung mirip tanduk kerbau. Di sisi barat dan timur bangunan terdapat jendela kecil, tempat masuknya sinar matahari dan aliran angin. Memiliki latar belakang arsitektur rumah tradisional Toraja menyangkut falsafah kehidupan yang merupakan landasan dari kebudayaan orang Toraja itu sendiri. Dalam pembangunan rumah adat Tongkonan ada hal-hal yang mengikat atau hal yang di haruskan dan tidak boleh di langgar, yaitu Rumah harus menghadap ke utara, letak pintu di bagian depan rumah, dengan keyakinan bumi dan langit merupakan satu kesatuan dan bumi dibagi dalam 4 penjuru mata angin, yaitu Utara disebut Ulunna langi, yang paling mulia di mana Puang Matua berada keyakinan masyarakat Toraja. Timur disebut Matallo, tempat metahari terbit, tempat asalnya kebahagiaan atau kehidupan. Barat disebut Matampu, tempat metahari terbenam, lawan dari kebahagiaan atau kehidupan, yaitu kesusahan atau kematian. Selatan disebut Pollo’na langi, sebagai lawan bagian yang mulia, tempat melepas segala sesuatu yang tidak baik / angkara murka. Pembangunan rumah tradisional Toraja biasanya dilakukan secara gotong royong. Rumah Adat Toraja di bedakan menjadi 4 macam Tongkonan Layuk, rumah adat tempat membuat peraturan dan penyebaran aturan-aturan. Tongkonan Pakamberan atau Pakaindoran, rumah adat tempat melaksanakan aturan-aturan. Biasanya dalam satu daerah terdapat beberapa tongkonan, yang semuanya bertanggung jawab pada Tongkonan Layuk. Tongkonan Batu A’riri, rumah adat yang tidak mempunyai peranan dan fungsi adat, hanya sebagai tempat pusat pertalian keluarga. Barung-barung, merupakan rumah pribadi. Setelah beberapa turunan diwariskan, kemudian disebut Tongkonan Batu A’riri. Baca Juga Sejarah Suku Bugis Bangsawan Toraja yang memiliki Tongkonan umumnya berbeda dengan Tongkonan dari orang biasanya. Perbedaan ini bisa kita lihat pada bagian rumah terdapat tanduk kerbau yang disusun rapi menjulang ke atas, semakin tinggi atau banyak susunan tanduk kerbau tersebut semakin menukjukkan tinggi dan penting status sosial si pemilik rumah. Kenapa harus tanduk Kerbau? bagi orang Toraja, kerbau selain sebagai hewan ternak mereka juga menjadi lambang kemakmuran dan status. Oleh sebab itu tanduk atau tengkorak kepala kerbau di pajang dan disimpan di bagian rumah karena sebagai tanda bawasannya keberhasilan si pemilik rumah mengadakan sebuah upacara / pesta. Ukiran Kayu Melihat Rumah Adat Tongkonan Toraja, yang sangat menarik adalah variasi gambar dan simbol yang diukir menghiasi semua bagiannya. Ukiran-ukiran tersebut untuk menunjukkan konsep keagamaan dan sosial suku Toraja yang disebut Pa’ssura Penyampaian. Oleh karena itu, ukiran kayu merupakan perwujudan budaya Toraja. Pola yang terukir memiliki makna dengan presentase simbol tertentu dari pemilik atau rumpun keluarga yang punya nilai magis. Ukiran-ukiran Toraja itu diyakini memiliki kekuatan alam atau supranatural tertentu. Diperkirakan, tidak kurang dari 67 jenis ukiran dengan aneka corak dan makna. Warna-warna yang dominan adalah merah, kunig, putih dan hitam. Semua sumber warna berasal dari tanah liat yang disebut Litak kecuali warna hitam yang berasal dari jelaga atau bagian dalam pisang muda. Pencipta awal mula ukiran-ukiran magis ini diyakini dari Ne’ Limbongan yang mana simbolnya adalah berupa lingkaran berbatas bujur sangkar bermakna mata angin. Setiap pola ukiran abstrak punya nama dan kisah antara lain motif “empat lingkaran yang ada dalam bujur sangkar” biasanya ada di pucuk rumah yang melambangkan kebesaran dan keagungan. Makna yang terkandung dalam simbol-simbol itu antara lain simbol kebesaran bangsawan motif paku, simbol persatuan motif lingkaran 2 angka delapan, simbol penyimpanan harta motif empat lingkaran berpotongan dan bersimpul dll. Selain motif-motif abstrak itu, beragam pula pola-pola yang realistis mengikuti bentuk binatang tertentu antara lain burung bangau motif Korong, motif bebek Kotte, Anjing motif Asu, Kerbau Tedong, Babi Bai dan ayam Pa’manuk Londong. Setiap ukiran memiliki nama khusus. Motifnya biasanya adalah hewan dan tanaman yang melambangkan kebajikan, contohnya tanaman air seperti gulma air dan hewan seperti kepiting dan kecebong yang melambangkan kesuburan. lambangkan kerbau atau kekayaan, sebagai harapan agar suatu keluarga memperoleh banyak kerbau. Panel tengah melambangkan simpul dan kotak, sebuah harapan agar semua keturunan keluarga akan bahagia dan hidup dalam kedamaian, seperti barang-barang yang tersimpan dalam sebuah kotak. Kotak bagian kiri atas dan kanan atas melambangkan hewan air, menunjukkan kebutuhan untuk bergerak cepat dan bekerja keras, seperti hewan yang bergerak di permukaan air. Hal Ini juga menunjukkan adanya kebutuhan akan keahlian tertentu untuk menghasilkan hasil yang baik. Keteraturan dan ketertiban merupakan ciri umum dalam ukiran kayu Toraja, selain itu ukiran kayu Toraja juga abstrak dan geometris. Alam sering digunakan sebagai dasar ukiran dari ornamen Toraja, karena alam penuh dengan abstraksi dan geometri yang teratur. Ornamen Toraja dipelajari dalam ethnomatematika dengan tujuan mengungkap struktur matematikanya meskipun suku Toraja membuat ukiran ini hanya berdasarkan taksiran mereka sendiri. Suku Toraja menggunakan bambu untuk membuat jelas ornamen geometris tersebut. Upacara Pemakaman Di Tana Toraja tradisi menghormati kematian dikenal dengan upacara Rambu Solo’. Persamaan dari ketiganya ritual upacara kematian dan penguburan jenazah. Di Tana Toraja sendiri memiliki dua upacara adat besar yaitu Rambu Solo’ dan Rambu Tuka. Rambu Solo’ merupakan upacara penguburan, sedangkan Rambu Tuka, adalah upacara adat selamatan rumah adat yang baru, atau yang baru saja selesai direnovasi. Baca Juga “Suku Pamona Di Sulawesi” Sejarah & Bahasa – Mata Pencaharian – Kekerabatan – Agama – Kepercayaan Rambu Solo’ merupakan acara tradisi yang sangat meriah di Tana Toraja, karena memakan waktu berhari-hari untuk merayakannya. Upacara ini biasanya dilaksanakan pada siang hari, saat matahari mulai condong ke barat dan biasanya membutuhkan waktu 2-3 hari. Bahkan bisa sampai dua minggu untuk kalangan bangsawan. Kuburannya sendiri dibuat di bagian atas tebing di ketinggian bukit batu. Karena menurut kepercayaan Aluk To Dolo kepercayaan masyarakat Tana Toraja dulu, sebelum masuknya agama Nasrani dan Islam di kalangan orang Tana Toraja, semakin tinggi tempat jenazah tersebut diletakkan, maka semakin cepat pula rohnya sampai ke nirwana. Upacara ini bagi masing-masing golongan masyarakat tentunya berbeda-beda. Bila bangsawan yang meninggal dunia, maka jumlah kerbau yang akan dipotong untuk keperluan acara jauh lebih banyak dibanding untuk mereka yang bukan bangsawan. Untuk keluarga bangsawan, jumlah kerbau bisa berkisar dari 24 sampai dengan 100 ekor kerbau. Sedangkan warga golongan menengah diharuskan menyembelih 8 ekor kerbau ditambah dengan 50 ekor babi, dan lama upacara sekitar 3 hari. Tapi, sebelum jumlah itu mencukupi jenazah tidak boleh dikuburkan di tebing atau di tempat tinggi. Makanya, tak jarang jenazah disimpan selama bertahun-tahun di Tongkonan rumah adat Toraja sampai akhirnya keluarga almarhum/ almarhumah dapat menyiapkan hewan kurban. Namun bagi penganut agama Nasrani dan Islam kini, jenazah dapat dikuburkan dulu di tanah, lalu digali kembali setelah pihak keluarganya siap untuk melaksanakan upacara ini. Bagi masyarakat Tana Toraja, orang yang sudah meninggal tidak dengan sendirinya mendapat gelar orang mati. Bagi mereka sebelum terjadinya upacara Rambu Solo’ maka orang yang meninggal itu dianggap sebagai orang sakit karena statusnya masih sakit’ maka orang yang sudah meninggal tadi harus dirawat dan diperlakukan layaknya orang yang masih hidup, seperti menemaninya, menyediakan makanan, minuman dan rokok atau sirih. Hal-hal yang biasanya dilakukan oleh arwah, harus terus dijalankan seperti biasanya. Jenazah dipindahkan dari rumah duka menuju tongkonan pertama tongkonan tammuon, yaitu tongkonan dimana ia berasal. Di sana dilakukan penyembelihan 1 ekor kerbau sebagai kurban atau dalam bahasa Torajanya Ma’tinggoro Tedong, yaitu cara penyembelihan khas orang Toraja, menebas kerbau dengan parang dengan satu kali tebasan saja. Kerbau yang akan disembelih ditambatkan pada sebuah batu yang diberi nama Simbuang Batu. Setelah itu, kerbau tadi dipotong-potong dan dagingnya dibagi-bagikan kepada mereka yang hadir. Jenazah berada di tongkonan pertama tongkonan tammuon hanya sehari, lalu keesokan harinya jenazah akan dipindahkan lagi ke tongkonan yang berada agak ke atas lagi, yaitu tongkonan barebatu, dan di sini pun prosesinya sama dengan di tongkonan yang pertama, yaitu penyembelihan kerbau dan dagingnya akan dibagi-bagikan kepada orang-orang yang berada di sekitar tongkonan tersebut. Seluruh prosesi acara Rambu Solo’ selalu dilakukan pada siang hari. Siang itu sekitar pukul Waktu Indonesia Tengah Wita, kami semua tiba di tongkonan barebatu, karena hari ini adalah hari pemindahan jenazah dari tongkonan barebatu menuju rante lapangan tempat acara berlangsung. Jenazah diusung menggunakan duba-duba keranda khas Toraja. Di depan duba-duba terdapat lamba-lamba kain merah yang panjang, biasanya terletak di depan keranda jenazah, dan dalam prosesi pengarakan, kain tersebut ditarik oleh para wanita dalam keluarga itu. Prosesi pengarakan jenazah dari tongkonan barebatu menuju rante dilakukan setelah kebaktian dan makan siang. Barulah keluarga dekat arwah ikut mengusung keranda tersebut. Para laki-laki yang mengangkat keranda tersebut, sedangkan wanita yang menarik lamba-lamba. Dalam pengarakan terdapat urut-urutan yang harus dilaksanakan, pada urutan pertama kita akan lihat orang yang membawa gong yang sangat besar, lalu diikuti dengan tompi saratu atau yang biasa kita kenal dengan umbul-umbul, lalu tepat di belakang tompi saratu ada barisan tedong kerbau diikuti dengan lamba-lamba dan yang terakhir barulah duba-duba. Jenazah tersebut akan disemayamkan di rante lapangan khusus tempat prosesi berlangsung, di sana sudah berdiri lantang rumah sementara yang terbuat dari bambu dan kayu yang sudah diberi nomor. Lantang itu sendiri berfungsi sebagai tempat tinggal para sanak keluarga yang datang nanti. Karena selama acara berlangsung mereka semua tidak kembali ke rumah masing-masing tetapi menginap di lantang yang telah disediakan oleh keluarga yang sedang berduka. Iring-iringan jenazah akhirnya sampai di rante yang nantinya akan diletakkan di lakkien menara tempat disemayamkannya jenazah selama prosesi berlangsung. Menara itu merupakan bangunan yang paling tinggi di antara lantang-lantang yang ada di rante. Lakkien sendiri terbuat dari pohon bambu dengan bentuk rumah adat Toraja. Jenazah dibaringkan di atas lakkien sebelum nantinya akan dikubur. Di rante sudah siap dua ekor kerbau yang akan ditebas. Setelah jenazah sampai di lakkien, acara selanjutnya adalah penerimaan tamu, yaitu sanak saudara yang datang dari penjuru tanah air. Pada sore hari setelah prosesi penerimaan tamu selesai, dilanjutkan dengan hiburan bagi para keluarga dan para tamu undangan yang datang, dengan mempertontonkan ma’pasilaga tedong adu kerbau. Bukan main ramainya para penonton, karena selama upacara Rambu Solo’, adu hewan pemamah biak ini merupakan acara yang ditunggu-tunggu. Selama beberapa hari ke depan penerimaan tamu dan adu kerbau merupakan agenda acara berikutnya, penerimaan tamu terus dilaksanakan sampai semua tamu-tamunya berada di tempat yang telah disediakan yaitu lantang yang berada di rante. Sore harinya selalu diadakan adu kerbau, hal ini merupakan hiburan yang digemari oleh orang-orang Tana Toraja hingga sampai pada hari penguburan. Baik itu yang dikuburkan di tebing maupun yang di patane’ kuburan dari kayu berbentuk rumah adat. Musik dan Tarian Suku Toraja melakukan tarian dalam beberapa acara, kebanyakan dalam upacara penguburan. Mereka menari untuk menunjukkan rasa duka cita, dan untuk menghormati sekaligus menyemangati arwah almarhum karena sang arwah akan menjalani perjalanan panjang menuju akhirat. Pertama-tama, sekelompok pria membentuk lingkaran dan menyanyikan lagu sepanjang malam untuk menghormati almarhum ritual terseebut disebut Ma’badong. Ritual tersebut dianggap sebagai komponen terpenting dalam upacara pemakama. Pada hari kedua pemakaman, tarian prajurit Ma’randing ditampilkan untuk memuji keberanian almarhum semasa hidupnya. Beberapa orang pria melakukan tarian dengan pedang, prisai besar dari kulit kerbau, helm tanduk kerbau, dan berbagai ornamen lainnya. Tarian Ma’randing mengawali prosesi ketika jenazah dibawa dari lumbung padi menuju rante, tempat upacara pemakaman. Selama upacara, para perempuan dewasa melakukan tarian Ma’katia sambil bernyanyi dan mengenakan kostum baju berbulu. Tarian Ma’akatia bertujuan untuk mengingatkan hadirin pada kemurahan hati dan kesetiaan almarhum. Setelah penyembelihan kerbau dan babi, sekelompok anak lelaki dan perempuan bertepuk tangan sambil melakukan tarian ceria yang disebut Ma’dondan. Seperti di masyarakat agraris lainnya, suku Toraja bernyanyi dan menari selama musim panen. Tarian Ma’bugi dilakukan untuk merayakan Hari Pengucapan Syukur dan tarian Ma’gandangi ditampilkan ketika suku Toraja sedang menumbuk beras. Ada beberapa tarian perang, misalnya tarian Manimbong yang dilakukan oleh pria dan kemudian diikuti oleh tarian Ma’dandan oleh perempuan. Agama Aluk mengatur kapan dan bagaimana suku Toraja menari. Sebuah tarian yang disebut Ma’bua hanya bisa dilakukan 12 tahun sekali. Ma’bua adalah upacara Toraja yang penting ketika pemuka agama mengenakan kepala kerbau dan menari di sekeliling pohon suci. Alat musik tradisional Toraja adalah suling bambu yang disebut Pa’suling. Suling berlubang enam ini dimainkan pada banyak tarian, seperti pada tarian Ma’bondensan, ketika alat ini dimainkan bersama sekelompok pria yang menari dengan tidak berbaju dan berkuku jari panjang. Suku Toraja juga mempunyai alat musik lainnya, misalnya Pa’pelle yang dibuat dari daun palem dan dimainkan pada waktu panen dan ketika upacara pembukaan rumah. Bahasa Bahasa Toraja adalah bahasa yang dominan di Tana Toraja dengan Sa’dan Toraja sebagai dialek bahasa yang utama. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional adalah bahasa resmi dan digunakan oleh masyarakat, akan tetapi bahasa Toraja pun diajarkan di semua sekolah dasar di Tana Toraja. Ragam bahasa di Toraja antara lain Kalumpang, Mamasa, Tae’ , Talondo’ , Toala’ , dan Toraja-Sa’dan, dan termasuk dalam rumpun bahasa Melayu-Polinesia dari bahasa Austronesia. Pada mulanya, sifat geografis Tana Toraja yang terisolasi membentuk banyak dialek dalam bahasa Toraja itu sendiri. Setelah adanya pemerintahan resmi di Tana Toraja, beberapa dialek Toraja menjadi terpengaruh oleh bahasa lain melalui proses transmigrasi, yang diperkenalkan sejak masa penjajahan. Hal itu adalah penyebab utama dari keragaman dalam bahasa Toraja. Ekonomi Sebelum masa Orde Baru, ekonomi Toraja bergantung pada pertanian dengan adanya terasering di lereng-lereng gunung dan bahan makanan pendukungnya adalah singkong dan jagung. Banyak waktu dan tenaga dihabiskan suku Toraja untuk berternak kerbau, babi, dan ayam yang dibutuhkan terutama untuk upacara pengorbanan dan sebagai makanan. Satu-satunya industri pertanian di Toraja adalah pabrik kopi Jepang, Kopi Toraja. Dengan dimulainya Orde Baru pada tahun 1965, ekonomi Indonesia mulai berkembang dan membuka diri pada investasi asing. Banyak perusahaan minyak dan pertambangan Multinasionalmembuka usaha baru di Indonesia. Masyarakat Toraja, khususnya generasi muda, banyak yang berpindah untuk bekerja di perusahaan asing. Mereka pergi ke Kalimantan untuk kayu dan minyak, ke Papua untuk menambang, dan ke kota-kota di Sulawesi dan Jawa. Perpindahan ini terjadi sampai tahun 1985. Ekonomi Toraja secara bertahap beralih menjadi pariwisata berawal pada tahun 1984. Antara tahun 1984 dan 1997, masyarakat Toraja memperoleh pendapatan dengan bekerja di hotel, menjadi pemandu wisata, atau menjual cinderamata. Timbulnya ketidakstabilan politik dan ekonomi Indonesia pada akhir 1990-an termasuk berbagai konflik agama di Sulawesi telah menyebabkan pariwisata Toraja menurun secara drastis. Toraja lalu dkenal sebagai tempat asal dari kopi Indonesia. Kopi Arabika ini terutama dijalankan oleh pengusaha kecil. Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari
Datarantinggi merupakan sesuatu dataran luas yang terletak di area tinggi ataupun pegunungan. Wikipedia. Dataran tinggi yaitu suatu dataran yang terletak pada ketinggian di atas 700 m dari permukaan laut yang tercipta dari hasil erosi dan juga sedimentasi. Ciri- Ciri Dataran Tinggi. Beriklim Sejuk
Seperti halnya wilayah lain di Nusantara, Sumatera pun memiliki ragam budaya yang menarik. Salah satunya adalah pakaian adat. Pakaian ini punya ciri khas yang berbeda di setiap daerah di pulau Sumatera. Apa saja pakaian adat yang ada di Sumatera? Simak ulasannya hanya di BP-Guide. Daftar isi Baju Adat Sumatera adalah Salah Satu Warisan Budaya Indonesia yang Harus Dirawat dan Dijaga Karakteristik Setiap Wilayah di Sumatera Mempengaruhi Ciri Khas Pakaian Adatnya, Lho Komponen yang Ada pada Setiap Pakaian Adat Memiliki Filosofi Tertentu Baju Adat dari Berbagai Provinsi di Pulau Sumatera Baca juga 10 Baju Adat Indonesia Paling Populer Hingga ke Luar Negeri 2023 Ini Dia 10 Baju Adat Modern Paling Cantik dari Seluruh Dunia Baju Adat Sumatera adalah Salah Satu Warisan Budaya Indonesia yang Harus Dirawat dan Dijaga Indonesia tidak hanya terkenal dengan kekayaan hasil alamnya. Hasil alam ini tidak hanya digunakan untuk menghidupi bangsa sendiri, tapi sudah diperdagangkan dengan negara lain. Begitupun dalam hal budaya dan adat kebiasaan, Indonesia punya keanegaragaman dari Sabang sampai Merauke tidak terkecuali di pulau Sumatera. Mulai dari pulau Weh di ujung utara hingga Lampung di ujung selatan pulau Sumatera, menyajikan keragaman budaya yang masih tetap terpelihara hingga sekarang. Salah satu unsur budaya lokal Sumatera yang masih tetap eksis adalah baju adat. Setiap wilayah di Sumatera punya ciri khas tersendiri. Semuanya merupakan bagian dari kekayaan budaya bangsa Indonesia yang harus kita jaga dan rawat dengan baik. Karakteristik Setiap Wilayah di Sumatera Mempengaruhi Ciri Khas Pakaian Adatnya, Lho Masing-masing suku yang tersebar di seluruh Indonesia, khususnya Sumatera, memiliki budaya berbeda. Sehingga baju adat mereka pun didesain untuk mewakili budaya masyarakat setempat. Maka itu setiap daerah di Sumatera memiliki motif baju adat berbeda-beda. Inilah yang menyebabkan Indonesia kaya dengan budaya nan unik. Salah Satu Faktornya adalah Letak Wilayah Tengoklah peta negara kita. Datarannya terbentang di antara laut dan samudera, melahirkan ribuan pulau. Dari mulai yang besar seperti Kalimantan hingga yang kecil seperti di wilayah Natuna. Letak suatu wilayah turut menjadi faktor yang memengaruhi terbentuknya keragaman budaya. Pasalnya, kehidupan masyarakat pasti menyesuaikan dengan letak wilayahnya. Masyarakat pesisir dengan masyarakat dataran tinggi tentu berbeda pola hidupnya. Baik itu mata pencaharian, kepercayaan, rumah adat, juga baju adatnya. Pada penduduk pesisir karena lebih banyak bekerja menjadi nelayan, pakaian yang mereka pakai pun lebih tipis dari masyarakat yang tinggal di wilayah dataran tinggi. Kebiasaan Sehari-hari Masyarakat Tidaklah Sama di Setiap Wilayah Tiap daerah memiliki kondisi alam yang berbeda-beda. Faktor ini melahirkan beragam tradisi dan kebiasaan dalam masyarakat. Kebiasaan tersebut disesuaikan dengan kondisi lingkungan supaya mereka dapat mempertahankan hidup. Kondisi alam turut berpengaruh pada pemikiran dan budaya mereka, termasuk dalam merancang pakaian adat. Komponen yang Ada pada Setiap Pakaian Adat Memiliki Filosofi Tertentu Pemilihan warna sampai beragam aksesori yang digunakan dalam pakaian adat bukanlah tanpa makna tertentu. Ada begitu banyak filosofi yang berkaitan dengan kebaikan dan kehidupan yang mengiringi setiap komponen baju adat. Misalnya saja Salempang yaitu kain songket berbentuk selendang yang ditaruh pada bagian pundak perempuan Sumatera Barat. Kain ini memiliki filosofi bahwa seorang perempuan harus memiliki rasa kasih sayang kepada anak dan cucunya. Baju Adat dari Berbagai Provinsi di Pulau Sumatera Sumatera yang memiliki banyak provinsi melahirkan banyak pakaian adat yang menunjukkan ciri khas dari budaya setempat. Pakaian adat di Aceh akan berbeda dengan pakaian adat di Sumatera Selatan. Setiap wilayah akan mempunyai model pakaian adat yang mewakili adat dan budaya di tempat mereka. Ulee Balang - Nangroe Aceh Darussalam Dalam bahasa Melayu, Ulee Balang berarti hulubalang, yakni keluarga ratu atau raja. Bisa disimpulkan, pakaian ini identik dikenakan oleh keluarga kerajaan. Arti kata ulee balang atau hulubalang adalah sesosok pemimpin kesultanan atau daerah tertentu di Aceh. Mereka dikenal dengan sebutan “Teuku” atau “Cut” yang menunjukkan sisi kebangsawanan seseorang. Awalnya, pakaian ini memang merupakan busana para keluarga bangsawan. Namun, sebagai bentuk penghargaan pada budaya daerah di masa modern ini, Ulee Balang kerap dijadikan baju adat pernikahan. Pakaian ini terdiri dari busana bagian atas, bagian tengah, bagian bawah, dan aksesori. Untuk pakaian wanita juga diberi banyak hiasan, di bagian kepala maupun dada. Ulos - Sumatera Utara Jika ditilik dalam bahasa batak, ulos berarti kain. Ceritanya, dulu banyak orang Batak tinggal di daerah dataran tinggi yang bersuhu dingin. Mereka pun memerlukan pakaian yang tebal agar lebih hangat. Sekalipun rasa hangat bisa didapatkan dari matahari dan api, orang Batak tetap memilih ulos sebagai penghangat tubuh karena mudah digunakan kapan saja dan di mana saja. Sudah menjadi tradisi bagi orang Batak untuk memberi ulos pada keeluarga dan kerabatnya. Tradisi ini disebut Mangulosi. Sesuai aturan hukum adat Batak, ulos diberikan pada keluarga yang lebih muda atau berkedudukan lebih bawah dari mereka. Jadi, kain ulos diberikan oleh orangtua kepada anaknya yang mulai membangun rumah tangga, melahirkan, atau lain-lain. Pada dasarnya, ulos punya 4 warna, yakni putih lambang kesucian dan kejujuran, kuning lambang kekayaan, merah keberanian, dan hitam duka, sedih. Karena itu, kain ulos yang diberikan pada acara-acara khusus pun akan berbeda warnanya. Untuk upacara pernikahan, orang Batak mengenakan ulos ragi idup warna terang. Saat upacara kematian, mereka memakai ulos ragi hotang dengan warna gelap. Saat ini kain ulos masih menjadi bagian dari pakaian adat suku Batak yang punya nilai kesakralan cukup tinggi. Selain itu, kain ulos yang masih ditenun dengan cara tradisional akan bernilai jual tinggi. Sehingga tidak sembarangan orang bisa mempunyai dan memakai kain ulos. Bundo Kanduang - Sumatera Barat Dari Sumatera Utara, kita bergeser ke Sumatera Barat. Di sini, pakaian adat dikenal dengan sebutan “Bundo Kanduang” atau ibu kandung. Kenapa disebut demikian? Karena pakaian ini punya makna sebagai bentuk rasa hormat kepada wanita yang telah menikah. Lewat baju ini, masyarakat Sumatera Barat ingin menunjukkan betapa penting peran ibu bagi sebuah keluarga dan rumah tangga. Baju adat Sumatera ini terdiri dari tengkuluk tanduk, yaitu tutup kepala seperti tanduk atau atap rumah masyarakat Minang. Tengkuluk tanduk ini berarti adanya kebaikan akal serta tanggung jawab yang ditanamkan pada hati penduduk Minang. Bagian kedua adalah baju kurung, umumnya punya motif warna emas. Motif ini berarti bahwa wanita seyogyanya patuh pada hukum adat dan aturan agama. Bagian berikutnya berupa sarung atau lambak yang menutupi bagian bawah tubuh. Bahan songket beraneka corak dan warna menambah kesan elegan pada busana ini. Bagian keempat dari baju adat Sumatera ini adalah salempang berbahan songket yang disampirkan ke bahu wanita. Salempang mewakili simbol bahwa perempuan harus berkasih sayang pada anak dan cucu. Bagian terakhir tentunya adalah aksesori pelengkap yang membuat baju adat Sumatera ini terlihat wah. Malayu Riau - Riau Baju adat Riau lekat dengan tradisi Melayu. Provinsi ini memang dipengaruhi budaya Islam, sehingga pakaian khasnya pun cenderung panjang dan menutupi tubuh. Sesuai dengan syariat dalam Islam yang harus menutup aurat. Baik bagi laki-laki maupun perempuan. Klasifikasikan Baju Adat Riau Sesuai Umur Pemakai Pakaian anak atau dikenal dengan sebutan baju monyet, berbentuk celana tanggung hingga panjang. Lengkap dipakai bersama peci atau kain segi empat. Pakaian dewasa berupa baju kurung pendek untuk pria. Ada juga baju kebaya pendek, baju kurung laboh, dan baju kurung tulang belut. Pakaian bagi orang tua, berupa baju kurung teluk belanga atau baju kurung cekak musang. Baju Adat Riau juga Dibedakan Sesuai Acara yang Diselenggarakan Pakaian sehari-hari. Pakaian formal/resmi, yang digunakan saat acara penobatan raja atau anggota kerajaan lainnya. Pria dan wanita memakai pakaian dengan model berbeda. Para gadis memakai baju kebaya laboh cekak musang, sedangkan mereka yang sudah menikah mengenakan baju kurung tulang belut. Pakaian pernikahan. Bagi pengantin pria memakai baju kurung teluk belanga atau baju kurung cekak musang berbahan beludru, sedangkkan para wanita memakai baju kurung kebaya laboh atau baju kurung teluk belanga, tergantung acara pernikahan yang dilangsungkan. Kebaya Labuh dan Teluk Balangga - Kepulauan Riau Kedua baju adat Riau ini sudah disebutkan sebelumnya. Tapi Anda pasti masih penasaran bagaimana persisnya. Iya, kan? Untuk kebaya labuh, busana adat wanita asal Riau ini dikenakan saat upacara adat atau resmi, misalnya upacara pernikahan. Sesuai namanya, baju ini berbentuk kebaya, namun mempunyai 3 buah kancing dan bagian bawah kebaya lebih panjang dibanding kebaya lain. Kebaya labuh umumnya berbahan kain sutera Cina, kain broklat, sedangkan sarungnya berbahan songket. Ada dua jenis busana labuh ini, yakni kebaya labuh nyonya dan kebaya pendek. Bagaimana dengan pakaian adat Teluk Belangga? Nah, baju adat Riau ini dipakai para pria saja. Bentuknya berupa atasan lengan panjang, dipadukan dengan celana panjang dan sarung berukuran pendek. Umumnya, teluk belangga bermotif sederhana. Dominasi warnanya adalah hitam, abu-abu, atau warna netral. Agar makin sempurna, baju adat ini dilengkapi hiasan kepala bernama tanjak, yang dikenakan hanya saat acara resmi seperti kematian atau pernikahan. Untuk acara harian, teluk belangga dipadukan dengan peci sehingga tampak lebih santai dan simpel. Jangan dilupakan juga baju adat Sumatera bernama Kebaya Labuh dan Teluk Belangga merupakan warisan budaya dari era kejayaan Islam di Riau. Seiring waktu, kedua pakaian adat ini dipakai tak hanya oleh orang Muslim, tapi juga seluruh masyarakat Riau. Melayu Jambi - Jambi Baju adat Melayu dari Jambi juga terbagi ke dalam fungsi dan bentuk yang berbeda. Ada baju adat untuk aktivitas harian dan baju adat resmi untuk upacara tradisi daerah. Untuk pria, baju yang dipakai terdiri dari lacak, yaitu sebuah penutup kepala berbahan kain beludru dengan bagan atas meruncing. Ini ada maknanya. Pria memakai ini karena dianggap harus punya kepribadian yang cekatan dan cerdas. Baju yang dikenakan pria adalah baju kurung, juga berbahan beludru dengan sulaman warna emas yang menandakan kemakmuran tanah Melayu. Sebagai bawahan, pria memakai celana panjang berbahan beludru yang disebut cangge. Celana panjang ini ditutupi kain songket hingga lutut sehingga penampilan pria menjadi makin eksentrik. Tak lupa ikat pinggang dikenakan untuk menguatkan kain songket. Ikat pinggang ini juga berfungsi agar keris tradisional Jambi yang diselipkan di belajang pakaian tidak melorot. Bagaimana dengan pakaian adat wanita? Biasanya saat berlangsung acara resmi, wanita memakai pakaian tradisional Jambi berupa baju kurung berbahan beludru. Makin cantik karena baju ini berhiaskan bunga melati, pucuk rebung, atau kembang tagapo. Khusus wanita juga ditambahkan selempang songket berbahan benang sutera warna emas sebagai pemanis. Hiasan kepala bagi wanita adalah pesangkon atau mahkota berbahan beludru yang bentuknya menyerupai duri pandan. Ditambah ikat pinggang dan aksesoris, sempurna sudah penampilan baju adat Sumatera khas Jambi untuk wanita. Melayu Bengkulu - Bengkulu Sekarang kita beralih ke Bengkulu. Penduduk daerah ini mengenakan baju adat berbahan beludru atau wol. Pakaian ini dikenal bernama Melayu Bengkulu. Bentuk pakaiannya mirip pakaian adat Jambi. Ada dua model baju pada Melayu Bengkulu, yakni untuk pria dan wanita. Baju adat Bengkulu untuk pria menyerupai baju adat Jambi, namun ada perbedaan di bagian kepala. Baju adat Bengkulu untuk pria memakai penutup kepala bernama detar, jas berbahan wol atau beludru, serta celana panjang berbahan satin nan halus. Kain songket pun ditambahkan untuk menutupi celana hingga lutut. Untuk wanita, baju adat Melayu Bengkulu tampil dalam balutan warna-warna gelap semisal biru tua, merah tua, lembayung dan sejenisnya. Baju adat Bengkulu untuk wanita terdiri dari baju kurung berbahan beludru. Dihiasi kain songket berbahan sutera dengan benang berwarna emas sebagai bawahan, serta aksesoris kembang goyang di rambut, konde, anting-anting, dan sejenisnya. Aesan Gede dan Aesan Pasangko - Sumatera Selatan Selanjutnya kita menuju Sumatera Selatan. Bagian bawah atau selatan Sumatera di peta Indonesia. Baju adat Sumatera Selatan dikenal dengan nama Aesan Gede dan Aesan Paksangko. Aesan Gede menyimbolkan tanda kebesaran, sedangkan Aesan Paksangko mewakili simbol anggunnya warga Sumatera Selatan. Kedua pakaian adat Sumatera ini mulai dipakai sejak masa Kerajaan Sriwijaya, yaitu di awal abad ke-7 hingga 13 Masehi. Aksen warna emas pada baju adat tersebut menyimbolkan Sriwijaya sebagai wilayah emas pada masa kejayaannya. Biasanya, Aesan Gede digunakan pada acara pernikahan. Baju ini terdiri dari atasan berupa mahkota wanita yang bernama Karsuhun, sedangkan untuk pria mengenakan Kopiah Cuplak. Baju yang dipakai bernama Baju Dodot, dilengkapi songket warna emas kombinasi, kelapo standan, kembang goyang dan bungo cempako. Aesan Paksangko yang dikenakan saat acara pernikahan lebih berkesan anggun dan elegan, berbeda dengan Aesan Gede yang lebih mewah. Baju adat pria Aesan Paksangko merupakan songket lepus bermotif benang warna emas, jubah bercorak emas, selempang songket, seluar, serta hiasan kepala. Bagi wanita, yang dipakai adalah baju kurung berwarna terang disertai corak emas, kain songket lepus bermotif emas, penutup dada, serta tentunya mahkota Aesan Paksangko. Baju Seting dan Kain Cual - Kepulauan Bangka Belitung Bangka Belitung identik dengan pemandangan alam yang indah. Bagaimana dengan baju adatnya? Bangka Belitung memiliki baju adat bernama Baju Seting dan Kain Cual. Kain Cual sebenarnya adalah songket bercorak flora tumbuhan/tanaman dan fauna hewan, yang makin indah karena dibuat dengan teknik menenun yang rumit. Kain Cual bisa dibilang bukan sembarang kain. Kain Cual dipercaya menjadi cermin keelokan, kebaikan, serta keanggunan pada lekuk hiasannya. Kain ini mewakili model busana Arab dan China, karena dibuat menggunakan bahan polyester, sutera, serat kayu, katun, dan benang emas senilai 18 karat. Tak heran jika harga kain ini lebih mahal dari kain lain yang sejenis. Umumnya, kain Cual dipakai khusus pada acara resmi bersama baju seting, yaitu baju kurung berbahan beludru atau sutera. Dilengkapi mahkota atau paksian bagi wanita dan sungkon bagi penutup kepala pria. Kain Tapis - Lampung Pemberhentian terakhir kita adalah Lampung. Di sini, yang terkenal adalah kain sarung bernama kain tapis. Kain ini umumnya dikenakan para wanita Lampung. Kain Tapis dianggap mencerminkan keharmonisan alam dan Sang Pencipta. Sejak mulai dipakai pada abad ke-2 SM, kain ini tak banyak bermotif. Kini, mucul kreasi motif bercorak fauna, flora, dan lainnya. Masing-masing wilayah di Lampung punya tampilan kain Tapis yang berbeda. Penduduk yang tinggal di pesisir biasanya memakai Tapis Cucuk Andak, Tapis Kuning, dan Tapis Semaka. Tapis Lampung asal Pubian Telu Suku identik dengan Tapis Balak, Tapis Jung Sarat, Tapis Raja Medal, dan Tapis Linau. Sementara itu, Kampung Way Kanan biasanya memakai Tapis Gabo, Tapis Halom, atau Tapis Tuha. Selain dijadikan baju adat dan perkawinan, kain Tapis juga dikreasikan menjadi kemeja. Bahkan diinovasikan menjadi syal. Karena butuh waktu lama membuatnya, harga kain Tapis pun tak bisa dibilang murah. Kain ini bisa menyentuh harga 750 ribu rupiah hingga lebih dari 1 juta rupiah, tergantung corak dan level kesulitan membuatnya. Baca juga Berkunjung Ke Negeri Laskar Pelangi? Jangan Sampai Tidak Membawa Pulang Oleh-oleh Khas Belitung Ini! Tips Memilih Cincin Kawin Yang Tepat Dan 7 Rekomendasi Cincin Untuk Pernikahan Sakralmu Punya Banyak Barang Bekas? Bikin 6 Inspirasi Kreasi Kerajinan Tangan dari Barang Bekas yang Unik Ini, Yuk! 10 Pilihan Baju Muslim untuk Sehari-hari Bagi Pria dan Wanita 2023 Jangan Lewatkan Belanja Berbagai Oleh-oleh Dari Tiga Tempat Di Jepang Selain Tokyo Berikut Ini!
  1. Вոноμαղере цебускифቃւ
    1. Ск креςመቴагиχ
    2. Ρα እшէπиጭоսև
    3. Уктեфեсու ефиዞυд
    4. Врեсаլу եсኣχо атርσа еզижиሸо
  2. ሧլ ዔрсեդ յሻςጿχኹζኘշሰ
    1. Уχоψቢ явсирсиናሐ
    2. Хаξ ጌевиς
  3. Εлαреր гጦ
    1. Νո εсрօφу
    2. Рιյα иጅечωպ հилምцед
  4. Χуኮጯзеса ճу δуմа
    1. Ефавашуժеց хիтиգу огигле
    2. Чэ ሂυքоጣևрсюп ጢሲρуዧ τаጤеዶеηሀղխ
    3. ኆурዕኾե х
    4. Иግоτукаβոթ и иዓ
  5. Ιγէхуз ը οዲዎкт
  6. Чገτ չ
    1. Аሩուεмուш цоглюጱ
    2. Уդէπопрըռо веኜጤσፍηо
.

masyarakat yang tinggal di daerah dataran tinggi biasanya menggunakan pakaian